Jokowi akan impor 200 ton daging kerbau setiap bulan dari India
Jokowi akan impor 200 ton daging kerbau setiap bulan dari India

Jokowi akan impor 200 ton daging kerbau setiap bulan dari India



Duta Besar India untuk Indonesia, Nengcha Lhouvum, membenarkan bahwa Pemerintah RI segera mengimpor daging kerbau dari negaranya. Jumlahnya sebanyak 200 ton.

Lhouvum mengatakan, Presiden Joko Widodo tertarik dengan kualitas daging kerbau di India demi memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.

"Pasar Indonesia sudah membuka pintu bagi daging (kerbau) kami. Saat ini Indonesia baru sedikit mengimpor daging dari India. Padahal, India termasuk negara penghasil daging terbesar di dunia," kata Lhouvum di kediamannya di kawasan Jakarta Pusat, Rabu 8 Juni 2016.

Ia menjelaskan, belum lama ini sudah ada tim dari Indonesia yang sudah ke India untuk melakukan pengecekan dan pemilihan Rumah Potong Hewan (RPH).

Saat ini, mereka telah kembali ke Indonesia dan memberikan laporan ke pemerintah.

"Nantinya, India akan mensuplai 200 ton daging setiap bulannya ke Indonesia. Yang dikirim adalah daging beku prosesan secara halal. Daging tanpa tulang. Kami menjual dengan harga US$4 per kilogram," lanjut dia.

Selain daging, Dubes Lhouvum berharap Indonesia juga akan membeli komoditas lainnya dari India seperti obat-obatan dan beras. Hal ini, kata dia, akan memberikan keuntungan bagi kedua negara mengingat tidak stabilnya angka perdagangan yang ada saat ini.

Dengan demikian, kerja sama dalam sejumlah aspek tersebut diharapkan bisa membuat stabil bahkan meningkatkan angka perdagangan India-Indonesia ke depan. (dnv)

India belum bebas dari penyakit kuku dan mulut.
Keputusan ini mengejutkan karena selama ini pemerintah masih menutup pintu impor dari India karena negara tersebut belum bebas dari sejumlah penyakit, salah satunya penyakit kuku dan mulut.

India memang sudah ngebet ingin mengekspor sapi/daging sapi yang berlimpah di negaranya. Tapi sejak lama Indonesia menolaknya karena India belum bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

PMK merupakan penyakit epitozootika yang menyerang ternak besar, namun karena ganasnya virus PMK juga bisa menyerang ternak lain bahkan tikus.

Indonesia pernah mengalami kerugian cukup besar akibat serangan virus PMK pada tahun 1983, ketika itu ternak yang belum terserang diberi vaksin, lalu yang terserang diupayakan untuk disembuhkan. Sedangkan yang parah, terpaksa dibakar agar tidak menular.

1986 negeri ini bebas PMK, kemudian dikuatkan dengan keputusan WHO ditahun 1990.

Demi mengejar harga daging sapi India jauh lebih murah sehingga mengabaikan faktor lain dari PMK yang berpotensi merusak industri daging di negara ini ? (sn)
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger