Peran Strategis Media Massa dalam Pembentukan Opini
Peran Strategis Media Massa dalam Pembentukan Opini

Peran Strategis Media Massa dalam Pembentukan Opini

Berdasarkan tujuannya, media massa dibagi menjadi dua, yaitu government oriented dan profit oriented. Media pemerintah lebih sering dijadikan corong penguasa



Dalam era globalisasi saat ini, media massa tentu bukanlah suatu instrumen yang asing di tengah masyarakat. Setiap detik, miliaran umat manusia tidak bisa lepas dari interaksi dengan media massa. Ia seakan menjadi candu bagi para penikmatnya. Begitu mudahnya media mempengaruhi tingkah laku manusia. Kekuatan inilah yang menjadikan media massa sebagai saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan memberikan dorongan terhadap perubahan sosial.

Berdasarkan tujuannya, media massa dapat dibagi menjadi dua, yaitu government oriented dan profit oriented. Media massa pemerintah lebih sering dijadikan corong penguasa. Sedangkan pengaruh media massa komersial merupakan tonggak penting dalam sejarah komunikasi, karena lebih menegaskan perannya dalam pelayanan masyarakat dan bukan sebagai terompet penguasa.

Suatu media dapat dikategorikan sebagai media massa komersial berdasarkan atas dua alasan, yaitu :

  1. sistem kerjanya sebagai badan usaha pencari keuntungan diwarnai oleh sikap monopolistis, dan 
  2. ketergantungan yang sangat besar pada pemasukan yang bersumber dari iklan. Tujuan komersial ini secara tidak langsung dapat berpengaruh besar terhadap isi media massa yang lebih mengutamakan dunia usaha, konsumerisme, serta persaingan bebas.

Media bukanlah ranah netral yang menyamakan berbagai kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok. Media justru menjadi subjek yang mengonstruksi realitas berdasarkan penafsiran dan definisinya sendiri untuk disebarkan kepada khalayak. Media berperan dalam mendefinisikan realitas. Wartawan menulis berita bukan hanya sebagai penjelas, tetapi mengonstruksi peristiwa dari dirinya sendiri dengan realitas yang diamati. Berita adalah konstruksi sosial yang melibatkan berbagai relasi kepentingan yang berlangsung dalam ruang pemberitaan.

Dalam memproduksi informasinya, media memiliki perbedaan. Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, meringkas berbagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan. Diantaranya ada lima faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi:

  1. Faktor Individual, berhubungan dengan latar belakang profesional dari pengelola media. Faktor ini meliputi jenis kelamin, umur, dan agama. Menurut pendekatan individual, aspek personalitas dari wartawan dapat mempengaruhi pemberitaan.
  2. Faktor rutinitas media (media routine), berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita. Faktor ini meliputi bagaimana pendelegasian tugas, melalui proses dan tangan siapa saja sebuah tulisan sebelum sampai ke proses cetak, siapa penulisnya, siapa editor, dan sebagainya. Rutinitas media berisi mekanisme bagaimana berita diproduksi, sehingga mempengaruhi bagaimana wujud akhir sebuah berita.
  3. Faktor organisasi, berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media dan wartawan bukan orang tunggal yang ada dalam organisasi berita, sebaliknya ia hanyalah sebagian kecil dari organisasi media itu sendiri. Masing-masing komponen dalam organisasi media bisa mempunyai kepentingan sendiri-sendiri dan tidak selalu sejalan. Mereka mempunyai tujuan dan target sendiri-sendiri sekaligus strategi yang berbeda untuk mewujudkan target tersebut.
  4. Faktor ekstramedia, berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan di luar media, yaitu:

a) Sumber berita, yang dipandang bukanlah sebagai pihak netral yang memberikan informasi apa adanya. Sumber berita juga mempunyai kepentingan untuk mempengaruhi media dengan alasan: memenangkan opini publik, memberi citra tertentu pada khalayak, dan seterusnya. Kepentingan sumber berita ini sering tidak disadari oleh media, sehingga secara tidak sadar media telah menjadi corong dari sumber berita untuk menyampaikan apa yang dirasakan oleh sumber berita tersebut.

b) Sumber penghasilan, bisa berupa iklan, pelanggan atau pembeli media. Untuk bertahan hidup kadangkala media harus berkompromi dengan sumber daya yang menghidupi mereka. Pihak pengiklan mempunyai strategi untuk memaksakan versinya pada media. Demikian pula pelanggan juga ikut mewarnai pemberitaan media. Maka tidak heran jika tema tertentu yang menarik dan terbukti mendongkrak penjualan, akan terus-menerus diliput oleh media.

c) Pihak eksternal seperti pemerintah dan lingkungan bisnis. Dalam negara otoriter, pengaruh pemerintah menjadi faktor yang dominan dalam menentukan berita yang disajikan. Sedangkan dalam negara yang demokratis dan menganut liberalisme, tidak ada campur tangan dari negara. Namun justru pengaruh yang besar terletak pada lingkungan pasar dan bisnis

Faktor ideologi, yaitu kerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya. Faktor ideologi ini bersifat abstrak. Ia berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas.

Dari unsur-unsur “hierarchy of influence” tersebut di atas, menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi media dalam penyampaian berita, sehingga realitas yang dikemukakan oleh media tidak selalu objektif. Wartawan akan memilih apa-apa yang akan dimasukkan dalam berita dan apa-apa yang tidak. Apapun pilihan wartawan, hasilnya akan membentuk cara khalayak memandang realitas. Pembingkaian berita merupakan pemilihan aspek dari realitas untuk ditekankan dalam pesan media, dan karenanya akan mempengaruhi atau membentuk cara khalayak dalam membentuk realitas.

Berlanjut ke Media Massa dalam Cengkeraman Kapitalisme
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.