Pengamat politik Muslim Arbi menduga insiden penurunan penumpang Lion Air JT 161 penerbangan internasional di terminal domestik Soekarno Hatta, Cengkareng, merupakan operasi intelijen. Insiden “salah terminal” itu, kata Muslim, merupakan operasi intelijen untuk menyelundupkan warga asing. Di mana, penumpang yang diterbangkan dari Singapura itu tidak melewati pos imigasi di Bandara Soekarno Hatta, Banten.
“Ini nampaknya ada kesengajaan, di saat Indonesia sedang besar-besaran investasi dari China. Bisa jadi penumpang Lion Air dari Singapura itu ada asing dan aseng,” kata Muslim Arbi kepada wartawan di Jakarta (16/05).
Menurut Muslim, lolosnya sejumlah warga asing dari pos imigrasi Bandara SHIA itu melibatkan banyak pihak. “Anehnya peristiwa itu pada 10 Mei 2015, tetapi baru diketahui karena laporan dari seorang warga di Facebook karena anaknya naik pesawat Lion Air. Ini menandakan pihak imigrasi dan Kemenhub kebobolan,” papar Muslim.
Lebih jauh Muslim mengingatkan, semenjak maskapai milik anggota Wantimpres Rusdi Kirana itu berhasil menguasai bandara Halim Perdanakusuma, ada insiden warga negara China bisa masuk ke wilayah pertahanan udara RI dengan alasan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. “Padahal perusahaan yang memperkerjakan warga China itu tidak jelas. Ini sangat berbahaya,” tegas Muslim.
Terkait insiden “salah terminal”, Muslim mengatakan, sangat tidak masuk akal pesawat Lion Air dari Singapura ke Jakarta memasuki terminal domestik tanpa perencanaan terlebih dulu. “Pihak DPR dan pemerintah harus memanggil pihak Lion Air untuk menjelaskan peristiwa tersebut,” kata Muslim.
Sebelumnya pesawat Lion Air JT 161 dari Singapura yang mendarat di Bandara Soekarno Hatta (10/05) dilaporkan menurunkan penumpang tanpa melalui terminal imigrasi. Penumpang Lion Air JT 161 diturunkan di Terminal I yang merupakan terminal domestik, sehingga tidak melewati pos imigrasi.
Dirut Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi menjelaskan, insiden terjadi karena pesawat Lion Air penerbangan internasional yakni pesawat ex-SIN mendarat dan parkir di Remote D/R 51 (area internasional). Kemudian, penumpang dijemput oleh bus ground handling.
“Dalam perjalanan pengemudi bus diganti karena pergantian tugas dan tanpa ada alasan penumpang dibawa ke terminal IB Gate B2. Ketika penumpang melalui pintu menjelang baggage claim di terminal IB, petugas avsec melihat penumpang bingung kemudian ditanya dan mereka menyatakan baru landing dari Singapura, kemudian oleh petugas avsec para penumpang diminta kembali ke airside dan naik bus untuk dibawa ke Terminal II,” kata Budi. [SR]