Lebih baik merasa sakit karena cinta daripada tak pernah merasakan cinta
Lebih baik merasa sakit karena cinta daripada tak pernah merasakan cinta

Lebih baik merasa sakit karena cinta daripada tak pernah merasakan cinta



Tema cinta memang tak ada matinya. Banyak karya besar bermula disebabkan oleh cinta.
Bukan saja karena jatuh cinta yang berbunga-bunga, namun juga karena cinta yang kandas.

Cinta sering membutakan mata,
menghilangkan logika,
hingga aku tak sadar dia terus menyakitiku selama ini.

Aku mengenal pria ini saat kami masih memakai seragam putih abu-abu, sebut saja namanya Bayu. Dia tidak tampan tetapi berhasil merebut hatiku. Aku yang selama ini tidak percaya dengan segala hal-hal manis tentang cinta akhirnya bisa merasakan indahnya jatuh cinta.

Bersama Bayu, aku melewati hari-hari yang indah selama masa sekolah, hingga kami lulus.

Kami terpaksa menjalani pacaran jarak jauh karena Bayu diterima di kampus yang berbeda kota. Kisah cinta kami masih hangat, kami saling percaya walaupun saya akui, kami sering mengalami pertengkaran. Bagi kami, pertengkaran adalah hal yang wajar, kami saling memaafkan dan berjanji untuk tidak mengulangi hal yang sama.

Aku percaya Bayu adalah pria baik dan setia. Dua tahun masa pacaran kami, perlahan, kami saling mengetahui sifat asli masing-masing. Walaupun kami berbeda kota, ada banyak sahabat saya yang memantau sikap dan gerak-gerik Bayu.

Aku merasa banyak perubahan pada Bayu setelah kami menempuh kuliah. Dia yang tadinya hangat menjadi kasar dan tidak segan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati.

Inilah kesalahanku, aku terus menyimpan sendiri tabiat buruk Bayu. Logikaku tidak bekerja dan terus saja menganggap bahwa Bayu adalah cinta sejatiku. Tapi aku manusia biasa, ada satu titik saat aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Bayu. Akhirnya aku menceritakan perubahan sikap Bayu pada sahabatku.

Tanpa aku ketahui, ternyata sahabatku tidak sengaja kelepasan bicara, sehingga Bayu tahu bahwa aku menceritakan semua sikap buruknya. Dia memakiku dan menganggap aku kekanakan. Sungguh, aku tidak bermaksud mempermalukan Bayu, aku hanya bingung harus bagaimana menghadapi sikapnya saat itu. Hatiku sakit mendengar makian Bayu, di sisi lain, aku tidak mau kehilangan dia.

Teman-temanku mulai memberi saran agar aku meninggalkan Bayu, tetapi aku tidak bisa. Hingga aku mendengar kabar bahwa Bayu menduakan cintaku, dia berpacaran dengan gadis lain yang satu kampus dengannya. Jelas saja, aku marah padanya. Tetapi dengan santai, Bayu mengatakan bahwa itu semua adalah salahku. Sekali lagi, dia memakiku dengan kata-kata yang kasar.

Aku hanya bisa menangis menerima kenyataan ini. Bodohnya, aku masih bertahan dan berharap Bayu akan berubah, tapi semua itu sia-sia. Sahabat baikku mengatakan, "Jika Bayu memang pria baik, dia akan menjaga kata-katanya dan tidak akan menduakanmu," Kata-kata itu menyadarkanku. Aku baru sadar bahwa selama ini Bayu telah memberi cinta sekaligus menginjak harga diriku.

Sulit bagiku untuk mengakhiri hubungan kami, tetapi aku tidak bisa terus diperlakukan kasar. Sekarang aku merasa sangat lega, tidak ada lagi kata-kata kasar yang menusuk hatiku. Walaupun pernah bersikap bodoh dengan mempertahankan kisah cinta yang tidak sehat, aku percaya, ada pria lain yang lebih pantas untukku, yang bisa menjaga kata-katanya dan menjadi pemimpin untukku kelak.

Aku tidak pernah menyesali kejadian ini. Bagiku, lebih baik pernah merasa sakit karena cinta daripada tidak pernah merasakan cinta sama sekali.

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger