Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi'i mempersoalkan sikap Kepolisian yang menerjukan 300 personel untuk mengamankan lokasi yang didatangi calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yakni di kawasan Kedoya Utara, Jakarta Barat.
Menurutnya, hal tersebut sangat berlebihan dan menunjukan kalau Ahok adalah orang yang istimewa di negara ini.
"Itu instruksi siapa, dan dananya dari mana pakai APBN atau APBD itu semua harus ada nomenklaturnya. Ga bisa seenaknya begitu, memang Ahok itu siapa, jangan ada yang beda-bedain pasangan calon Gubernur," kata Syafi'i kepada TeropongSenayan, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Lebih jauh, Syafi'i mengungkapkan, kalau tindakan tersebut tak terlepas dari sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang paranoid pasca demo 4 November, seolah negara ini tengah terancam.
"Itu kan sudut pandang mereka yang bangun sendiri," tandasnya.
Diketahui, ratusan personel kepolisian mengamankan lokasi yang rencananya akan didatangi oleh Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yakni di kawasan Kedoya Utara, Jakarta Barat, Kamis. Pada pukul 15.00 WIB, sekitar 300 personel kepolisian sudah berdiri di sepanjang Jalan Raya Kedoya Utara, bersiap-siap mengamankan kedatangan Ahok.
Polisi menembakan gas air mata saat umat Islam melakukan aksi demo pada tanggal 11 Nopember 2016 di depan Istana |
Selain ratusan personel kepolisian, terlihat pula sejumlah kendaraan taktis yang terdiri dari mobil barracuda serta mobil water cannon. (icl)