Jokowi Hadiri Peresmian Tambang Milik Para Jenderal di Morowali
Jokowi Hadiri Peresmian Tambang Milik Para Jenderal di Morowali

Jokowi Hadiri Peresmian Tambang Milik Para Jenderal di Morowali

Perusahaan tambang datang, pabrik berdiri membuat sawah tercemar limbah dan tak produktif, warga terpaksa membeli beras dari wilayah lain dengan harga dua kali lipat



Siang itu, akhir Maret 2014. Masus berteduh di bawah pohon rindang. Tangan kanan memegang sebilah parang. Seraya berjongkok, dia terus mengiris-ngiris kayu kecil, dibentuk bulatan untuk menambal lubang-lubang di perahu.

Pria berusia 60 tahun ini asli Bungku, salah satu suku di Morowali, Sulawesi Tengah. Dia ditemani anak laki-lakinya yang masih kelas lima sekolah dasar. Sang anak asyik bermain sepak bola di pantai, sambil sesekali menggali pasir.

Tak jauh di hadapan mereka, berdiri kantor perusahaan tambang nikel. Namanya PT Bintang Delapan Mineral.

Ia berjarak tak sampai satu kilometer dari tempat Masus berteduh, di Pantai Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali. Desa ini salah satu desa pesisir sekitar tambang Bintang Delapan.

Dulu, saban pagi atau sore, Masus pergi melaut. Kini, jadwal melaut tak menentu. Ikan makin susah. Jarak tangkap pun makin jauh.

“Dulu kalau tidak melaut, bisa mencari damar, sagu, atau rotan di hutan. Sekarang, sudah melaut susah, pergi ke hutan pun tak bisa,” kata Masus.

Dahulu, hutan mangrove tumbuh di pulau itu. Dikenal dengan Pulau Polo. Terumbu karang indah. Ikan banyak bermain. “Di sana, kami biasa mencari ikan. Satu jam memancing, hasil bisa beli beras. Hidup kami tenang,” kata Masus. Tangannya menunjuk pulau yang ditimbun oleh Bintang Delapan menjadi perkantoran.



Kini semua sirna. Perusahaan tambang datang, pabrik berdiri. Pantai ditimbun. Mangrove ditebang. Pulaupun dibeli. Yang ada, kini, kapal mulai hilir-mudik di hadapan mereka.

Semua berganti. Masyarakat tak lagi melaut. Kalaupun melaut, hasil jauh dari harapan. “Laut yang ditimbun itu tempat kami mencari ikan dengan pukat. Ibu-ibu biasa mencari biya (kerang). Sejak nenek-moyang kami mencari makan di sini. Kini laut jadi keruh kecoklatan karena lalu-lintas kapal yang memuat ore nikel.”


Ore adalah nikel mentah yang masih bercampur dengan tanah. Kata Masus, setiap hari ada sekitar lima kapal besar datang berlabuh tak jauh dari desa mereka. Kapal-kapal kecil hilir-mudik mengangkut ore nikel,dari pelabuhan milik Bintang Delapan di Desa Fatufia, menuju kapal besar.

Kapal itu tidak merapat. Berjarak sekira satu kilometer. Lalu kapal besar yang sudah berisi ore nikel itu menghilang dari pandangan mereka. Tujuan kapal itu ke Tiongkok.

“Siang malam kapal itu sibuk kesana-kemari. Aktivitas tidak berhenti. Desa kami jadi ribut. Kami tidak bisa istirahat. Sekarang saja, kami dengar Bintang Delapan akan menimbun lagi laut sekitar 200 meter dari garis pantai untuk pembangunan jetty, pelabuhan mereka,” kata Masus.


 Pemandangan kantor Bintang Delapan  dari pesisir Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi. Tampak kawasan pesisir yang sudah ditimbun perusahaan  untuk pembangunan fasilitas perusahaan. Foto: Christopel Paino
Pemandangan kantor Bintang Delapan dari pesisir Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi. Tampak kawasan pesisir yang sudah ditimbun perusahaan untuk pembangunan fasilitas perusahaan. Foto: Christopel Paino
Jokowi telah menuntaskan kunjungan kerja dua hari di Provinsi Sulawesi Tengah
pada Jumat (29/05/2015).

Dalam lawatannya ke provinsi beribukota Palu ini, Jokowi juga menyempatkan waktu untuk menghadiri peresmian pabrik pengolahan nikel PT Bintang Delapan Minerals di Kabupaten Morowali, yang diketahui milik beberapa purnawiran Jendral TNI, seperti Letnan Jenderal (purnawirawan) Sintong Panjaitan dan Mayor Jenderal (purnawirawan) Hendardji Supandji.

Dengan menumpang helikopter Super Puma TNI AU,  Jokowi beserta rombongan yang mendarat di Morowali langsung dikerubungi warga. Namun, apa daya, penjagaan super ketat dari aparat keamanan Polri, TNI dan dibantu Satuan Polisi Pamong Praja, sehingga tidak semua masyarakat bisa berjabat tangan dengan Sang Presiden. (Rn)
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.