Jogja dari sisi lain, awal mula kebangkrutan sebuah usaha
Jogja dari sisi lain, awal mula kebangkrutan sebuah usaha

Jogja dari sisi lain, awal mula kebangkrutan sebuah usaha

Dalam usianya yang temaram....mBah Irod masih harus bekerja keras, karena dia harus menghidupi lima anak dan seorang istri


JARILANGIT.COM - Salah satu artikel yang pernah treding di blog milik grup Jarilangit tentang kehidupan seorang seniman yang sukses. Sayangnya seniman tersebut kini redup, hidup segan mati tak mau.Bagaimana tidak usaha yang dibangun dengan jerih payah dan ketekunan hancur berkeping karena tak dibarengi manajemen baik.

mBah Irod hanya sekedar percaya begitu saja pada salah satu saudara kandungnya, yang ternyata hanya memanfaatkan keuntungan jangka pendek !

Siapa yang tidak kenal kerajinan kayu atau kulit yang dibatik ? hampir semua masyarakat Indonesia baik yang pernah datang ke Yogya atau yang belum tentu pernah mendengar, melihat bahkan memiliki salah satu jenis kerajinan ini.

Foto dibawah ini adalah pencetus ide pembuatan batik  pada media kayu atau kulit tadi. Seperti topeng-topeng dari kayu atau tas-tas dari kulit dengan design yang menarik.

mBah Irod demikian biasa disapa, adalah nama pencetus ide tersebut. Dari sekian banyak pengrajin batik dari kelompok pengusaha besar dan ternama di Indonesia, pada saat mengikuti ajang pameran salah satu produk ekspor di Jakarta, mBah Irod adalah satu-satunya pengrajin yang dipilih oleh Super Store TAKASHI MAYA yang memiliki outlet di tujuh puluh sembilan negara, di luar Jepang.

Ketika pertama kali media kayu atau kulit diperkenalkan sebagai dasar pembuatan batik olehnya, mBah Irod memperkerjakan 1000 orang tenaga pembatik di sanggarnya untuk memenhuhi permintaan pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara.

Hasil karyanya banyak diminati oleh turis dari Perancis, Jepang, Belgia, Jerman, Amerika dll. Tapi takdir berkata lain, di saat sedang berada di puncak tangga, dia lupa dengan manajemen pengelolaan suatu usaha agar terus dapat berkembang dan maju.

mBah Irod sibuk berkreasi dalam dunia perbatikan, menciptakan ide-ide baru sesuai imajinasinya. mbah Irod lupa bahwa pengelolaan manajemen juga harus diperhatikan. Padahal waktu itu, dia sudah memiliki banyak galeri di hotel-hotel berbintang yang berada di kota-kota besar dan kota tujuan wisata, diantaranya, Jakarta - Surabaya - Bandung - dan Bali.

Pengelolaan usaha di percayakan pada salah satu saudara kandungnya yang tidak memiliki visi dan misi jelas. Mungkin disinilah awal kebangkrutan mbah Irod tadi. Kejayaannya kini semua tinggal kenangan....memudar sesuai dengan bertambahnya usia.

Dalam usianya yang temaram....mBah Irod masih harus bekerja keras, karena dia harus menghidupi lima anak dan seorang istri. Salah satu anak dari kelimanya masih balita, yaitu anak kandung buah perkawinannya dengan seorang janda yang memilki 4 anak dari suami sebelumnya ! karena ayah dari anak-anak yang dibawa oleh janda tersebut telah meninggal dunia, sedangkan sang ibu tidak memiliki ketrampilan buat menunjang kelangsungan hidupnya. Tragis....It's true story not for joke !

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.