Kemerdekaan adalah cita-cita semua bangsa, tapi menjadi kuli kasar disaat usia senja tentu mengenaskan karena bukan impian setiap orang
JARILANGIT.COM - Inikah yang di cita-citakan saat kita menuntut kemerdekaan dari para penjajah ?, tentu saja tidak.
Kehidupan memang keras, kehidupan tidak pernah memandang atau memilih. Siapa yang akan memperoleh kebahagian atau siapa yang akan memikul beban hidup yang berat. Semua tergantung dari usaha masing-masing orang. Ingin sukses atau sekedar hidup.
Jika kita memasuki pasar Beringhardjo dtengah kota Jogja atau persisnya di ujung jalan Maliobro, mungkin diantara sekian ribu orang, mBah Pon termasuk salah satunya. Di usianya yang menginjak 70 tahun, si mBah masih harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya entah sampai kapan, hanya Tuhan lah yang tahu !!!
mBah Ponidi adalah salah satu kuli panggul yang selalu siap diminta jasanya oleh para pedagang di pasar ini untuk mengangkat dan menurunkan barang-barang berat dari atas truk.
Dan mBah Pon adalah kuli panggul tertua diantara para kuli pangul yang "mangkal"
mBah Mariyem tak ubah nasibnya seperti halnya mBah Ponidi, di usianya yang lebih dari 60 tahun, dia harus tetap berjuang demi tuntutan perut yang tidak pernah mengenal kompromi. Entah sampai kapan.. Sampai ajal menjemputkah ?
Suasana para kuli panggul sa'at melakukukan aktifitas dan yang sedang menunggu pedagang untuk memakai jasanya di pasar Beringharjo.
Pak Kanik terpaksa meneruskan usaha orang tuanya yg bergerak dalam bidang jasa tambal ban sepeda. Pada foto dibawah, Pak Kanik dengan wajah bak gorila yang sedang memuncak birahinya, sabar menunggu pelanggan datang ke kiosnya......
Photos taken by Jarilangit news Network


COMMENTS