KPK Merekomendasikan Calon Yang Jujur, Profesional Dan Berintegritas. Berarti Bukan Jokowi
KPK Merekomendasikan Calon Yang Jujur, Profesional Dan Berintegritas. Berarti Bukan Jokowi

KPK Merekomendasikan Calon Yang Jujur, Profesional Dan Berintegritas. Berarti Bukan Jokowi

Jokowi sudah dikenal luas sebagai sosok pembohong, sering melebih lebihkan, tidak sejalan antara kata dengan perbuatan


Beredar luas rekaman video Ketua KPK , Agus Raharjo menghimbau agar pemilih meneliti rekam jejak calon, terkait Pilpres dan pemilu yang tinggal beberapa minggu lagi. Secara spesifik, ketua KPK berkomitmen akan memilih calon pemimpin yang jujur, profesional dan berintegritas.

Tentu saja, kreteria jujur, profesional dan berintegritas ini bisa menjadi rekomendasi dan panduan bagi segenap rakyat Indonesia untuk memilih calon pemimpin, khususnya capres yang akan diberi amanah untuk memimpin Indonesia hingga tahun 2024. Sebab, bahaya sekali jika bangsa sebesar Indonesia ini dipimpin seorang yang pembohong, amatiran (bodoh) dan tidak bisa dipercaya (khianat).

Pertanyaannya, apakah sosok jujur, profesional dan berintegritas itu ada pada pribadi Jokowi ? Mari kita periksa.

*Jujur adalah* berkata dengan apa adanya dan tidak melebih lebihkan perkataan tersebut. Pengertian Jujur adalah suatu prilaku yang mencerminkan adanya kesesuaian antara hati, perkataan dan perbuatan. Jika karakter jujur ini dinisbatkan kepada Jokowi, jelas jauh panggang dari api.

Jokowi justru dikenal luas sebagai sosok pembohong, sering melebih lebihkan, tidak sejalan antara kata dengan perbuatan. Misalnya saja, Jokowi bohong tidak bagi bagi kursi, tidak bagi bagi menteri. Faktanya, kabinet Jokowi dikenal luas sebagai kabinet gemuk yang merupakan representasi bagi jatah kekuasaan untuk partai.

Jokowi juga bohong, berbusa tidak akan Import dan utang. Faktanya, di era Jokowi Import gila-gilaan, bahkan kinerja eksport kacau di semua bidang. Akibatnya, neraca perdagangan tekor. Mengenai hal ini, Jokowi sendiri mengakui 'bodoh banget kita'. Soal hutang ? Jokowi jagonya.

Jokowi juga tak sekata dengan perbuatannya. Baru saja berjanji keluarkan kartu prakerja, buru-buru diklarifikasi maksudnya tidak demikian. Jokowi menepis anggapan negara akan menggaji pengangguran. Jika mau diulas, mungkin butuh waktu paling tidak 324 hari, 24 jam 25 menit, untuk mengumpulkan dan mengkodifikasi seluruh kebohongan Jokowi.

*Profesional menurut Wikipedia adalah * istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah.

Dalam konteks capres, profesional bisa diartikan secara luas sebagai kapasitas dan kapabilitas untuk mengelola pemerintahan yang bertumpu pada standar ilmu, konstitusi, hukum dan peraturan perundang-undangan, sehingga kinerja pemerintahan dapat memberikan layanan maksimal kepada rakyat.

Jokowi justru sebaliknya, mengelola Pemerintahan secara amatiran, sering salah, sering koreksi, sering keliru. Bahkan, Jokowi pernah mengaku tidak membaca dokumen yang dia tanda tangani. Wah, bahaya sekali mengelola negara model begini.

Ketidakprofesionalan Jokowi juga terlihat pada kasus batalnya pembebasan Ust. ABB. Pernyataan kepala negara, yang dikoreksi bawahan, akhirnya menganulir pernyataan sebelumnya yang telah mengabarkan kepada publik akan membebaskan Ust ABB tanpa syarat. Dalam kasus ini, Yusril yang seorang profesional hukum tata negara menjadi korban ketidakprofesionalan Jokowi.

*Adapun Integritas adalah* suatu konsep yang berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.

Jokowi berintegritas ? No No. Jokowi orangnya mencla mencle, isuk tempe sore dele. Omongannya tidak bisa dipegang. Gampang sekali lempar tanggung jawab kepada bawahan.

Jokowi karakternya lemah, mudah diintervensi partai dan bawahan. Soal prinsip ? Prinsip Jokowi Ora urus, tidak punya integritas dan harga diri.

Terakhir Jokowi mempermalukan segenap bangsa Indonesia kepada dunia, karena mengklaim telah melobi Malaysia dalam soal bebasnya Siti Aisyah. Padahal, perdana menteri Malaysia menampik klaim ini. Luar biasa memalukan, benar-benar tidak berintegritas.

Jadi berdasarkan uraian diatas, nampaknya ketua KPK ingin menyampaikan pesan secara implisit agar rakyat *'jangan Pilih Jokowi'.* Sebab, kreteria jujur, profesional dan berintegritas, ketiganya itu tidak ada pada sosok Jokowi.

Penulis : Nasrudin Joha

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.