JARILANGIT.COM - Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahudin Uno tiba di TPI Tasikagung Kabupaten Rembang pukul 09.30. Kedatanganya melihat secara langsung aktivitas nelayan. Dengan dikawal tim advance beserta ajudan dia menuju dermaga. Salam dan sapa dilakukan.
Disini Sandi melihat bongkar muat ikan. Sesekali berinteraksi dan diajak foto pendukungnya. Di sekitar dermaga, Sandi mendapatkan banyak aspirasi soal keinginan cantrang dilegalkan.
Setelah beberapa menit di dermaga, Sandi yang mengenakan sepatu boots putih bergegas menuju TPI. Sesampainya di TPI, Sandi sempat disambut teriakan. Ternyata dari pendukung kubu pasangan 01.
Sandi bergegas mendekati sumber teriakan. Interaksi hangat terjadi, sembari dirinya membelai tangan orang yang berteriak itu. Sambil jalan, Sandi disambut nelayan, petani garam, petani dan tebu. Salah satu nelayan dari Desa Tasikagung Nursaroh, menginginkan nelayan sejahtera dan cantrang dilegalkan. ”Kami tidak tenang kalau belum ada kejelasan,” ujarnya.
”Usulan-usulan reorientasi ekonomi semakin dirasakan. Sebagai alternatif yang lebih menjanjikan masyarakat di sini. Mereka menginginkan satu perubahan, baik kepemimpinan, rezim, dan kebijakan. Harapannya, fokus pembangunan ke depan dalam segi manunia (nelayan dan petani garam) yang saat ini belum merasakan pembangunan ekonomi,” kata Sandi.
Ditanya soal melegalkan cantrang, Sandi mendengar bukan pertama kali. Namun, nelayan sudah berjuang sudah lima tahun dan bertemu presiden empat kali. Makanya harus ada pemerintahan yang kuat dan tegas. Soal kebijakan berpihak nelayan.
Ini komitmen Sandi. Kontrak politik sudah disodorkan dari nelayan cantrang maupun petani garam. Saat ini, sudah diterima dan harus diwujudkan. Sesuai komitmen ingin menyejahterakan rakyat dan merubah regulasinya.
Selain itu, Sandi menyerap aspirasi adanya modernisasi kapal. Untuk itu harus dibantu dari sisi permodalan. Agar nelayan bisa beli cold storage. Karena selama ini, kebanyakan nelayan hanya menggunakan es batu agar ikan awet. Tapi, akhirnya banyak ikan busuk.
Lebih lanjut saat dikonfirmasi soal adanya teriakan pendukung Jokowi-Maruf, Sandi menganggap hal itu biasa. Apalagi ini pesta demokrasi. Justru dirinya melihat senang. Karena menunjukan mereka ikut menyambut. ”Saya tidak marah. Juga kami pernah disambut hal yang sama di beberapa daerah. Ini bentuk rasa syukur dan gembira. Didatangi calon pemimpin yang mungkin di Kabupaten Rembang belum datang pemimpin lain,” ujarnya.(rk)