Ketika matahari mulai bersinar, kabut mulai hilang dan wajah-wajah mulai tampak aslinya
Ketika matahari mulai bersinar, kabut mulai hilang dan wajah-wajah mulai tampak aslinya

Ketika matahari mulai bersinar, kabut mulai hilang dan wajah-wajah mulai tampak aslinya

Menurut Amir, Mardani lebih cinta NKRI daripada kelompoknya. Menurut Ferdinan PKS telah nengakui kekalahan koalisi 02. Menurutku, ini salahku. Mencintaimu tanpa tau siapa dirimu..



JARILANGIT.COM - Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin merespons positif pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang mengharamkan 2019 Ganti Presiden karena sudah selesai masa kampanye. Menurut Amir, sikap Mardani dianggap sebagai negarawan dan patut diapresiasi.

Menurut Amir, sikap Mardani tersebut merupakan cerminan kecintaan Mardani terhadap NKRI dibanding pada kelompoknya. Ia berharap masyarakat juga memberi kesempatan bagi KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu untuk menuntaskan tugasnya.

"Beliau lebih mencintai NKRI dan rakyat Indonesia dari pada dirinya dan kelompoknya, dan seperti itulah harapan kita semua, mari kita berikan kesempatan penyelenggara pemilu menuntaskan tugasnya dengan sebaik-baiknya," ujar Amir.

Sebelumnya, Mardani meminta antarkubu tak perlu saling sahut karena pemilu sudah selesai. Bahkan ia pun berhenti menyerukan tagar 2019GantiPresiden, istilahnya 'mengharamkan'.

"Contoh nih, saya dikenal penggagas hashtag 2019GantiPresiden. Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu sudah hari terakhir kampanye. Sekarang apalagi, sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal," ujar Mardani di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (3/5).

Lain lagi cerita dari ...

Demokrat : Mungkin PKS Telah Mengakui Kekalahan Koalisi 02

Sikap partai politik (parpol) pengusung pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mulai dinamis. Terutama menjelang waktu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setelah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat, kini Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dugaan itu dikemukakan oleh Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahean. Dia melihat sikap dari politikus PKS Mardani Ali Sera. Insiator gerakan #2019GantiPresiden itu mulai mengharamkan gerakan yang telah digagasnya itu.

“Mardani Ali Sera tampak seperti sudah mengakui sebuah kekalahan ya. Mungkin saja PKS telah mengakui kekalahan dari koalisi 02. Maka keluarlah pernyataan seperti ini,” kata Ferdinand ketika dihubungi JawaPos.com, Minggu (5/5).

#2019GantiPresiden sempat viral pada kampanye Pilpres 2019. Bahkan itu menjadi jargon yang dikumandangkan oleh politisi PKS dan parpol lainnya yang menjadi bagian dari koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga Uno. Ferdinand Hutahean meyakini Mardani memiliki alasan tersendiri kenapa mencabut gerakannya tersebut.

Menurut dia, Mardani sejatinya tidak boleh menghentikan gerakan yang sudah digagas sejak beberapa tahun lalu itu. Apalagi sejauh ini, proses rekapitulasi suara pilpres masih berlangsung di KPU. “Apa yang disampaikan bang Mardani di satu sisi ada benarnya, ada tidak benarnya. Gerakan 2019 ganti presiden kemarin sudah berjalan terus. Kita tinggal menunggu hasil,” terangnya.

Ferdinand enggan menjawab lebih lanjut apakah Partai Demokrat setuju atau tidak gerakan #2019GantiPresiden harus dicabut. Dia hanya bilang keputusan yang diambil oleh Mardani tersebut ada benarnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyatakan sudah mengharamkan #2019GantiPresiden. Dia meminta masyarakat tidak lagi berteriak-teriak ganti presiden.

“Per 13 April kemarin kita haramkan hastag 2019 ganti presiden. Sudah selesai juga kompetisinya. Kita sudah normal. Ganti presiden sudah tutup buku. Saya enggak mau nyanyiin lagi, enggak mau pakai hastag lagi,” tuturnya di Gedung DPR RI, Jumat (5/5).

Diketahui, berdasar update sementara Situng KPU, paslon Jokowi-Ma’ruf tercatat telah mendapatkan suara 56,13 persen. Sementara rivalnya Prabowo-Sandi memperoleh 43,87 persen suara.

Total suara yang telah masuk telah mencapai 101 juta. Jarak suara antara kedua paslon pun berkisar 11 sampai dengan 12 juta suara. Hasil tersebut merupakan pembaharuan terbaru pada Minggu (5/5), pukul 08.30 WIB. Dengan suara yang masuk 540.508 dari 813.350 TPS atau sekitar 66,4 persen.

Jokowi-Ma’ruf sejauh ini paling banyak mendapat suara dari wilayah Jawa Tengah yakni sebesar 12.797.738 suara. Sedangkan Prabowo-Sandi sumbangan suara terbesarnya dari wilayah Jawa Barat sebesar 7.348.620. (jp)

BPN :

Terkait hal tersebut diatas, jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menilai, walaupun sudah selesai masa kampanye, semangat relawan untuk '2019 Ganti Presiden' tetap harus dijaga.

Andre lalu menyinggung soal lolosnya Mardani di DPR. Menurutnya, jangan sampai karena sudah dianggap lolos lantas tidak menyemangati relawan yang terus mengawal suara Prabowo-Sandi. Andre menilai para relawan dan pendukung militan itu semangat mengawal proses rekapitulasi karena ada semangat '2019 Ganti Presiden'.

"Memang pemilu selesai, kampanye selesai, tapi proses perhitungan suaranya belum selesai. Semangat pendukung, relawan, kader itu harus dijaga, spirit," kata Andre, saat dihubungi, Minggu (5/5/2019).

Cerita ini dirangkum dari detik dan jp
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.