JARILANGIT.COM - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, melihat ada fenomena saat sejumlah orang dengan mudahnya menghina, mengancam namun saat tertangkap meminta maaf. Ia mengatakan hal ini karena rangkaian kejadian seperti ancaman pemenggalan Presiden Jokowi.
Moeldoko mengaku sudah berbicara ke Kapolri Jenderal Tito Karnavian, untuk tetap menindak tegas para pelaku seperti itu.
"Saya sudah sampaikan kepada Kapolri jangan lagi ada maaf, tindak saja. Nanti diberi maaf makin enggak tertib. Yang salah tindak, agar tidak sembarangan tata kramanya, hukumnya, ada aturan-aturannya," ujar Moeldoko, di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa 14 Mei 2019.
Selain kasus pelaku HS yang mengancam memenggal Jokowi, ada juga perkara yang menjerat Iwan Adi Sucipto, pria pembuat video provokatif. Video yang dia buat, menyebutkan akan terjadi huru hara, lalu 22 Mei saat rekapitulasi akhir suara Pilpres 2019 menurutnya adalah lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Usai ditangkap, Iwan yang merupakan dosen itu sudah meminta maaf ke Kapolri dan Panglima TNI. Karena dia mengumbar kata-kata yang kasar terhadap pimpinan institusi tersebut.
Menurut dia, bila rangkaian kejadian tersebut dibiarkan maka dikhawatirkan negara akan semakin kacau. Kacau karena tak menghormati simbol negara, termasuk Presiden RI.
"Kalau ini biarkan, nanti negara ini menjadi chaos, negara ini menjadi anarkis, negara ini menjadi tidak tertib. Negara ini harus tetap tertib enggak boleh sembarangan." (v)