Beginilah Cara Cina Memajukan Lini Industrinya
Beginilah Cara Cina Memajukan Lini Industrinya

Beginilah Cara Cina Memajukan Lini Industrinya

Semboyan “tidak perduli kucing hitam atau putih yg penting bisa menangkap tikus” artinya tidak perduli pahamnya menganut pola komunis/kapitalis yg penting China maju.



JARILANGIT.COM - Kuliah gratis melalui Twitter tetang bagimana Cina memajukan segala lini Industrinya oleh Prof Ronnie Higuchi Rusli (@Ronnie_Rusli) yang sangat menarik bisa untuk menambah wawasan.

Kemajuan China dimulai saat Deng Shiaoping berkuasa dia punya semboyan “tidak perduli kucing hitam atau putih yg penting bisa menangkap tikus” artinya tdk perduli pahamnya menganut pola komunis/kapitalis yg penting China maju.

Deng habis oleh “the gang of four” kalau bukan Chow Enlai yg sdh sakit2an menolong Waperdam 1 ini selesailag Deng dipenjara & ketika Chow wafat, pilihan jatuh pada Hua Guofeng Menteri public security.

Catatan Xi Jinping adalah anak Waperdam 5 dari kubu Chou Enlai sama seperti Deng Hsiaoping, juga bapaknya Xi Jinoing di kucilkan oleh the gang of four krn penganut jalan kapitalis tuduhan ketika itu.

Siapa saja The Gang of Four ini? Dia adalah Lin Biao, Jiang Qing, Wang Hongwen, Yao Wenyuan, dan Zhang Chunqiao, sebagai garis komunis tulen kaku gak mau ada perubahan tdk boleh pakai teknologi barat krn ada sempalan kapitalistik.

Dalam proses perubahan itu dan tarik menarik antar kubu akhirnya Hua Guofeng tersepak diganti Deng Shiaoping dan saat Mao wafat Mao diganti oleh Deng Hsiaoping sebagai pemimpin baru.

Pertama kunjungan Deng di Asia adalah mengunjungi Jepang dan melihat langsung industri baja jepang di Kashima (Nippon Steel) dan Kagoshima (Nippon Kokan KK) Dengan sangat impresive Deng tanya bagaimana China bisa memiliki seperti ini, dan buka investasi Jepang utk kerja sama.

Apa yg dilakukan China dalam membangun industrinya di China yaitu dengan mempersiapkan generasi muda yg punya skill dlm permesinan seperti STM mereka boleh keluar China untuk belajar permesinan, teknologi dan Sains tdk ada yg belajar ilmu macro ekonomi krn bertentangan azas

Pada masa Mao Tsetung di China generasi mudanya rata-rata berpendidikan dan belajar kejuruan/keahlian STM dan memang hobby atau pekerjaan bangsa China dari awalnya adalah “perbengkelan” mereka suka dengan permesinan bikin segala macam mesin utk tdk masuk sekolah kader.

Perbengkelan mesin bubut adalah industri China dan jutaaan pemudanya belerja pada perbengkelan mesin dan perpengkelan radio bikin tabung pakum dengan peralatan apa adanya. Mereka rata2 mekanik seperti di pasar senin.

Yang spesialis mesin bubut jutaan pemuda dan yg spesialis elektronik sama jutaan banyaknya pokoknya kerja supaya tdk jadi pengangguran supaya bisa makan bubur gratis dan bisa hidup tdk jadi buruh rodi ditambang.

Ini adalah aset utama negeri China pokoknya segala STM di China, STM Mesin, Kapal, Kereta Api, Elektronik solder menyolder dan sampai STM penerbangan mungkin jumlah keseluruhannya ratusan juga seperlima penduduk.

Kalau engga kerja engga dapat makan atau jadi tentara itupun jumlahnya terbatas yg bisa diserap dan mau perang sama siapa persenjataannya cuma bedil kuno dan pistol tiruan russia.

Memiliki pemuda ahli dalam permesinan menggambar drafting apa saja menjadi Aset China untuk menghadapi angin perubahan saat Deng Hsiaoping berkuasa.

Setelah kunjungan ke Jepang ahli2 Jepang datang utk survey di China pertama mereka datangi sekolah2 keahlian spt STM itu dan Jepang kaget banyak anak muda umur 17 tahun sdh mahir menjalankan mesin bubut dan bongkar solder radio dll.

Buat ahlu-ahli Jepang anak-anak STM ini tinggal dilatih sedikit saja mereka sdh bisa menjalankan peralatan industri baja dan permesinan serta logam dasar.

China minta Jepang invest di Industri Baja dengan pola kerja sama dan lisensi teknologi dr Jepang, dan semua anak2 level STM dibiayai utk lanjut ke Universitas di China selesai lanjut ke magang ke industri baja Jepang dan Jerman serta Amerika.

Ribuan anak2 yg dasarnya STM lulus S-1 berangkat ke LN ambil Master dan lanjut Doktor Deng Membanjiri uang ke Perguruan tinggi teknologi dan Sain digelontor uang utk aplikasi teknologi. Pemuda hanya boleh sekolah tdk boleh kerja apalagi jadi penarik Gojek tunggu order makanan.

Seluruhnya di minta dilatih di Jepang di pabrik2 baja selama 5-10 th krn China melakukan lisensi teknologi baja dr Jepang di Bao Steel. Kalau sdh belajar baja biasanya lanjut ke perkapalan.

Dengan hampir seratus jutaan manusia mereka juga msk ke lini elektronika semua melakukan reverse engineering “berawal di akhir dan berakhir di awal” itu pola kerja China, dan China tdk ikut tanda tangan kepemilikan intelektual sampai sekarang.

Dalam waktu singkat 10th China melakukan modifikasi menyontek dan memperbaiki dan menambah inovasi disegala lini. Kalau mulai pabrik baja biasanya berakhir di perkapalan dan perkerata apian.

Semua produk baru pada jaman Deng di impor dan dibongkar habiiisss sampai kabelnya dipetakan. Pokoknya kl itu mobil dibongkar habis sampai ring dan baut, camshaft, piston blok mesin habis di bongkar sebagai bahan penelitian dan thesis S-1 juga.

Apakah itu radio, TV, Telephone, komputer, server dibongkar total sampai tinggal kawat. Anak2 muda senangnya bukan main krn ada kerjaan yg sangat interesting semua mereka contek dan perbaiki perbagus menambah yg mereka liat sebagai kelemahan.

Di China tdk ada yg namanya sosial sain ala barat semua ajaran sosial sain cuma ada di pelajaran manivesto komunis gak ada ekonometrik, statistik itu semua adalah daerah propinsi partai komusnis saja.

Yg ada dan terbuka bebas berbicara dan menghadilkan uang hanya di teknologi dan sain diluar maka pelajaran ininsilahkan daftar jadi Commie jalur partai untuk mata kuliah ekonomi dan ilmu sosial atau ke militer.

Anak2 yg punya latar belakang keteknikan banyak juga yg akhirnya masuk jalur militer yg anggarannya sangat besar dan kerjanya juga bongkar semua persenjataan dan mesin jet yg dibeli dr Russia. Dipreteli dari rudal sampai radar.

Dalam waktu singkat 1-2 dekade China praktis sdh mahir dlm reverse engomeering atau jago bongkar apa saja dan halus gak ada yg ketinggalan. Peta permobilan, pesawat terbang, komputer dan semua telekomunikasi mereka sdh tau jeroaannya.

Beda dengan di Indonesia bidang2 ini semua di bubarkan liat LIPI kena pensiun dini, Puspitek serpong tutup, IPTN/DI suruh cari modar sendiri gak ada dana digelontorkan, cuma untuk ngaspal dan cor jalan saja kita bisanya.

Beda dengan China mau bicara apa saja soal teknik masuk jalur ini mau bicata ekonomi masuk jakur partai dari sekolah kader partai seperti Xi Jinping yg sadar akan keperluan kemajuan industri.

Apalagi sekaranng China sudah copy scanner yg dipegang ditangan, jadi ambil blok mesin di scanning dengan laser seluruh blok mesin dan sekejab seluruh bentuk blok mesin 3 dimensi sdh ada dikomputer buatan ZTE/Huawei.

Dari situ mereka masukkan ke CAD/CAM memodifikasi sistim pembakaran, jumlah piston, lorong gas buang dari ruang bakar dll maka sekejab China sdh bisa bikin mobil dengan design mirip2 mobil Jepang. Kalau sekarang disuruh tiru Mercedes mereka juga bisa.

Apa yg tidak bisa dibuat di China semua tinggal “out sourcing” komponen dr seluruh dunia dan tinggal pasang di PCB gadget, karena peta jeroan HP sdh ada di mesin yg secara otomatis taro semua chips yg ada didalam HP dan tinggal kasih merek saja.

Bagaimana dengan Indonesia yg jagonya cuma jual isi tanah air (minyak, gas, tembaga, batu bara, biji nickel dll) yaa selamanya jual isi tanah air karena pemudanya sdh para jadi penarik Gojek dan STM saya gak pernah denger lagi ada dimana. End.

DR Ronnie Higuchi Rusli, Msc
Penulis adalah Dosen tetap dan Dosen Penguji pada Program Studi S3 Manajemen Strategik pada program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE-UI dan Dosen pada program studi Kajian Ketahanan Nasional (PPs-UI) dan Pengajar tidak tetap pada program Management Ketahanan Nasional, Program Pelatihan, Departemen Pertahanan RI.
 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.