JARILANGIT.COM - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, proses lelang proyek jalan Tol Solo-Yogyakarta akan dilakukan akhir Juli 2019.
"Solo-Yogyakarta sesuai perintah Pak Menteri masih fix bulan ini, bulan Juli yah," kata Danang di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (11/7/2019).
Penetapan proses lelang, kata Danang, menyusul selesainya trase yang berada di Tol Solo-Yogyakarta. Bahkan, pihaknya pun akan bertemu langsung dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada pekan depan.
"Hari Selasa kami dengan Dirjen Bina Marga akan bertemu dengan Gubernur DIY, sama Pak Ganjar," jelas dia.
Setelah proses lelang berjalan, Danang menyebutkan, pengumuman pemenang lelang akan dilakukan tiga bulan setelah proses lelang berjalan. Bahkan, pada akhir tahun, proyek jalan tol tersebut bisa mulai dikerjakan pembangunannya.
"Prinsipnya groundbreaking iya, cuma harus disiapkan tanah. Mungkin kalau Yogya-Solo ada beberapa segmen kalau sesuai trase ada yang mungkin bisa dilaksanakan seperti di atas outer ring road, atau di atas selokan Mataram itu bisa dimulai dulu," ungkap dia. (df)
Tol Semarang Yogya
Dikutip dari kompas.id, rencana peletakan batu pertama pembangunan Jalan Tol Bawen-Yogyakarta sepanjang 71 kilometer diharapkan terlaksana pada akhir 2019.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang Akhmad Cahyadi, dihubungi di Semarang, Selasa (11/6/2019), mengatakan, secara umum, trase Tol Bawen- Yogyakarta telah disepakati pihak Jateng dan DIY.
Adapun jalurnya yaitu Bawen, Secang, Borobudur, hingga DIY (di atas Selokan Mataram).
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR tengah menuntaskan rencana Daerah Milik Jalan (ROW) dan dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT).
”Sudah tahap akhir dan sekitar sebulan lagi selesai. Baru setelah itu diserahkan kepada gubernur (Jateng dan DIY) untuk penetapan lokasi (penlok),” ujar Akhmad.
Akhmad menuturkan, finalisasi penyusunan dokumen tersebut untuk menjelaskan detail, seperti luas tanah yang masuk bagian proyek serta pihak-pihak terdampak.
Nantinya, setelah ada investor pemenang lelang dan penuntasan penlok, baru dilakukan pengadaan lahan.
Jalan Tol Bawen-Yogyakarta sepanjang 71 kilometer masuk proyek strategis nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perubahan atas Perpres No 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Trase Jalan Tol Bawen-Yogyakarta mayoritas, menurut Akhmad, merupakan perbukitan sehingga memakan biaya cukup besar.
Namun, ia meyakini lahan dapat dibebaskan karena umumnya area perkebunan.
Sementara di wilayah DIY, tol akan dibuat melayang (elevated) di atas Selokan Mataram.
Menurut Akhmad, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Gubernur DIY telah menyepakati pembebasan lahan baru di wilayah DIY seminimal mungkin.
”Sebab, wilayah DIY tidak luas. Apabila dibebaskan, seperti perumahan, irigasi, dan lainnya, akan semakin sempit. Jadi, di atas Selokan Mataram akan difungsikan tol elevated,” katanya.
Akhmad merinci, sekitar 11 kilometer pembangunan tol di atas Selokan Mataram membutuhkan biaya sekitar Rp 3,3 triliun.
Adapun sisanya, sekitar 59 kilometer, akan memakan biaya sekitar Rp 5,6 triliun. Total investasi proyek diperkirakan mencapai sekitar Rp 9,2 triliun. (edt)