Rumah Murah Jokowi Mangkrak, Warga yang Udah Bayar Malah Diancam  !
Rumah Murah Jokowi Mangkrak, Warga yang Udah Bayar Malah Diancam  !

Rumah Murah Jokowi Mangkrak, Warga yang Udah Bayar Malah Diancam !

Awalnya Sri Rikayati yang bekerja sebagai buruh pabrik tergiur dengan cicilan yang ditawarkan karena ingin memiliki rumah idamannya



JARILANGIT.COM - Pembangunan rumah subsidi di Bukit Meteseh, Tembalang hingga kini tak kunjung selesai dibangun. Bahkan konsumen rumah subsidi bernama Sri Rikayati, warga kelurahan Bandarharjo, kecamatan Semarang Utara jengkel saat disinggung soal pembangunan rumah idamannya tersebut.

Bersama puluhan konsumen lainnya, ia meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk turun gunung menyelesaikan pembangunan rumah kategori FLPP yang tak kunjung rampung.

"Kalau bisa Pak Jokowi turun langsung ke sini, biar clear," kata Sri dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Kamis (4/7).

Ia menceritakan, awal mula dirinya terjerumus yakni saat ada penawaran rumah bersubsidi dengan ciciln Rp 845 ribu per bulan di Bukit Meteseh 2016 silam.

Bekerja sebagai buruh pabrik, ia pun tergiur dengan cicilan yang ditawarkan karena ingin memiliki rumah. Untuk bisa memiliki rumah tersebut, Sri harus membayar down payment sebesar Rp 25 juta.

"Saya sudah lunas DP-nya, dan katanya dalam tiga bulan atau enam bulan rumahnya jadi. Tapi sampai sekarang, sudah tiga tahun engga jadi-jadi," katanya.

Merasa sudah membayar, ia pun meminta kepada pihak pengembang untuk bertanggung jawab dengan menyelesaikan pembangunan rumahnya itu.

Tak cuma Sri, hal yang sama juga dialami seorang ibu rumah tangga bernama Iswati yang tinggal di Bukit Palem, tepat di depan proyek perumahan bukit Meteseh.

Sama seperti Sri, ia juga membeli tahun 2016 dan membayar DP sebesar RP 15 juta yang dicicil Rp 2 juta setiap minggu. Dari pengakuannya, ia justru sempat mendapat ancaman oleh pengembang saat menanyakan perkembangan pembangunan.

"Awal 2017 proyek berhenti. Saya tanya ke pengembang malah marah dan mengancam melaporkan ke pengacara. Padahal cuma bertanya rumah kapan jadinya? Pas beli dijanjikan tiga bulan jadi," katanya.

Puluhan konsumen pun pernah disuruh berkumpul beberapa kali tapi tidak ada kepastian. Berang dengan ketidakjelasan pengembang, sejumlah konsumen pun melaporkan ke polisi dan sempat dimediasi pada akhir 2018.

Ketika itu, pengembang berjanji masalah clear pada April 2019. Bahkan pihak Polrestabes sudah melakukan pemanggilan kedua.

"Sampai sekarang sama sekali tidak ada kabar. Kalau tuntutan saya, kalau memang tidak bisa membangun ya uang saya dikembalikan," tuturnya.

Perkataannya itu diamini sejumlah konsumen lain yang berkumpul di rumahnya. Bersama konsumen lainnya, ia sudah membentuk grup Whatsapp yang berisi 30-an orang.

Adapun info yang didapatkannya, tercatat 100 unit rumah sudah dipesan. Perumahan itu dibangun oleh PT Adiana Lintas Realty. Pihaknya berencana menghubungi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang untuk meminta bantuan menempuh ke jalur hukum.

Sebelumnya...

Ringkasan berita dari AntaraNews yang dilansir oleh Okezone :

Jokowi mengatakan pemerintah mulai 2019 fokus untuk menyediakan fasilitas perumahan bersubsidi kepada komunitas yang mengusulkan.

"Ya semuanya nanti akan kita siapkan di provinsi-provinsi untuk komunitas-komunitas. Kalau komunitas menghendaki artinya ya fasilitas kredit disiapkan, subsidi FLPP, uang muka semua disiapkan. Ini bagus kan?

Karena ini ada yang di Jakarta, di Bandung, di Serang, ada yang di Karawang," kata Presiden Joko Widodo dilansir dari Antaranews.com, Sabtu (19/1/2019).

Dia mengatakan, program tersebut masuk dalam program sejuta rumah yang pada 2018 targetnya telah terlampaui.

Oleh karena itu, mulai 2019 pemerintah fokus pada penyediaan fasilitas perumahan untuk komunitas-komunitas. Untuk yang pertama, komunitas tukang cukur Garut menjadi komunitas pertama yang mendapatkan fasilitas tersebut.

"Sekarang kita akan fokus ke komunitas-komunitas. Yang umum kan sudah berjalan empat tahun. Yang ini sekarang masuk ke komunitas," katanya.

Mekanisme pengusulan kata dia disampaikan secara "bottom up" ke pemda lalu diteruskan kepada pemerintah pusat.

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.