Mengherankan jika Pemerintah kelihatan begitu "ngebet" ingin memindahkan Ibukota padahal kondisi keuangan negara sedang sangat sulit. Ekonomi negara stagnan di angka 5,2%, meleset dari target Pemerintah. Anggaran Negara sedang defisit.
Nilai ekspor anjlog drastis. Impor membanjir. Hutang melejit 5000 trilyunan. BUMN rugi, sebut Garuda Indonesia, Krakatau Steel, PLN, Pertamina, Angkasa Pura, dll.
Harga komoditi seperti karet, sawit, kopi dll merosot. PHK akan mencapai 10.000an orang, PT Semen menjerit dijepit produk China. Petani menjerit, dan lain lain persoalan yang "mengerikan".
Alih alih memprioritaskan kebangkitan ekonomi dan kehidupan rakyat, serta menaikkan devisa negara, dan menaikkan sumber pendapatan untuk menutupi defisit anggaran berjalan, Pemerintah justru "ngebet" memindahkan Ibukota?
Kenapa....? Apakah pemindahan Ibukota berdampak pada kenaikan kehidupan rakyat? Kenaikan nilai ekonomi dan budaya? Memberikan masukan dana yang besar? Atau malah menghamburkan uang negara ratusan trilyun?
Sangat miris hati kami mendengar dana yang akan dipakai berasal dari menukar guling aset pemerintah di Jalan Merdeka Selatan, Thamrin dan sekitarnya. Kalau perlu kata menko Brojonegoro, Pemerintah akan MENJUAL aset aset tersebut untuk menambal biaya pindah.
Kami semakin heran saja. Apa yang menyebabkan Pemerintah begitu "NGEBET"ingin pindah Ibukota? Dampaknya buat kepentingan rakyat Indonesia apa?
Dan. DPR RI diam seribu bahasa. Anteng adem saja seolah aset dijual adalah perkara biasa. Wahai anggota DPR RI yang terhormat. Diam kalian akan dicatat dalam sejarah. Kalian akan diingat sebagai bagian dari peristiwa ini.
Beredar kabar bahwa puluhan juta tanah di Kalimantan saat ini sudah dikuasai para Taipan. Apakah atas desakan mereka Ibukota "ngebet" dipindah? Atau kepentingan negara China yang mau membeli semua aset aset itu...?
Jika tidak terjawab sekarang, kelak waktu akan memberikan jawabannya...
8 Agustus, 2019
Tengku Zulkarnain
https://www.instagram.com/p/B05aAD1jenZ