JARILANGIT.COM - Proses pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023 menuai kritik dari Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah. Dia mengatakan, semua tokoh yang mendaftar jadi capim KPK membawa agenda dari ‘sponsornya’.
“Menurut saya itu sudah complicated, terlalu banyak masalah. Dari awal saya sudah mengingatkan jangan berpolitik, jangan mengembangkan politik hukum, jangan jadikan sebagai alat perjuangan,” kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/8).
Dia membeberkan, sebelum berganti pimpinan, lembaga antirasuah itupun sebenarnya sudah bermasalah. Ditambah lagi dengan calon petinggi yang bermasalah.
“Sekarang sudah kadung, sudah dipakai semua orang, semua orang yang ingin masuk bawa agenda. Sponsornya bawa agenda, panselnya bawa agenda, semuanya bawa agenda. Akhirnya berantakan,” kata dia menegaskan.
Bahkan, dia mengaku dalam buku terbarunya yang berujudul ‘Gelora Kata-Kata’ lebih banyak memberikan kritikan kepada KPK. Dari 35 subjudul, Fahri menjadikan 6 artikel panjang yang membahas persoalan lembaga antikorupsi tersebut.
“Sekarang orang baru ngomong. Saya dulu sudah ngomong sendir, sekarang orang baru gelisah. Saya sudah ngomong lama 15 tahun, cuma orang gak nangkap,” kata dia.
Salah satu capim KPK yang dianggap bermasalah adalah Wakabareskrim Irjen Antam Novambar. Ia disebut mengintimidasi eks Direktur Penyidikan KPK pada 2015 dalam kasus yang membelit mantan pimpinan Polri, yaitu Komisaris Jenderal Budi Gunawan. BG, sebutan akrab Budi Gunawan. (indi)