JARILANGIT.COM - Aksi spekulasi memang tak bisa dihindari dari rencana pemerintah memindahkan ibu kota ke Kalimantan. Padahal Presiden Jokowi sampai saat ini belum menetapkan lokasi persisnya, masih sebatas memberikan opsi yang sudah mengerucut ke salah satu provinsi.
"Ibu kota negara kita akan pindah. Letaknya di Pulau Kalimantan. Di mana pastinya, sejauh ini telah mengerucut ke salah satu provinsi : bisa di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan," kata Jokowi.
Namun, spekulasi untuk bisa mendapatkan cuan lebih dari informasi kota pindah sudah bertebaran di toko online. Pada penjualan daring di OLX misalnya, ada penjual tanah yang mengungkit soal perpindahan ibu kota.
Sebuah postingan 1 Agustus 2019 misalnya, berjudul "Tanah Kavling di Calon Ibu Kota Negara". Salah satu penjual itu, menawarkan kawasan kavling di Kabupaten Katingan, Kalteng seluas 400 meter persegi.
"Tanah Kavling harmoni berlokasi di satu-satunya jalan utama penghubung antara Palangkaraya (Ibu Kota Kalimantan Tengah) dan juga Ibu Kota Katingan (Calon KUAT IBU KOTA NEGARA). Tanah kavling ini sendiri berlokasi di Kabupaten Katingan" jelas pedagang itu mempromosikan.
Seraya berpromosi, penjual menegaskan "semua tanda-tanda sudah mengarah ke Kalimantan Tengah sebagai ibu kota negara"
Namun, penjual juga menggaris bawahi bahwa membeli tanah di daerah calon Ibu Kota bisa jadi spekulasi, mengingat belum ada pengumuman resmi terkait ditunjuknya kalimantan tengah sebagai Ibu Kota baru.
Postingan lain, pada 30 Juli 2019 mempromosikan "Dijual Tanah Kalimantan dekat calon ibu kota" juga menjual informasi perpindahan ibu kota. Penjual menawarkan lahan hektaran.
"Di jual tanah di Kalimantan Palangka raya luas 15 HEKTAR dekat CALON ibu kota"
Contoh di atas bagaimana spekulasi soal lahan di Kalimantan memang tak bisa dihindari dari rencana perpindahan ibu kota"
Ketua DPD REI Kalimantan Tengah (Kalteng) Frans Martinus mengatakan meski lokasi persis ibu kota belum diumumkan pemerintah tapi ada ekses yang tak bisa dihindari yaitu soal harga lahan dan spekulan.
"Harga lahan sudah tak terkontrol lagi, buat kita pengembang rumah subsidi, kan jadi problem, sudah tak tercover lagi untuk bangun rumah subsidi," katanya dikutip Senin (11/8)
Khusus di Kalteng, ada kawasan segitigas emas di sana yang memang cocok untuk mendukung ibu kota baru karena infrastruktur sudah memadai. Yaitu Kabupaten Gunung Mas, Katingan, dan Palangkaraya.
"Cuma perlu edukasi kepada masyarakat, jangan sampai euforia...dia punya lahan tidur main asal jual aja, jadi problem banyak spekulan," katanya. (cnbc)