JARILANGIT.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal pejabat yang suka plesiran ke luar negeri dengan dalih studi banding kebijakan. Jokowi menyindir pejabat yang sering plesiran saat membacakan pidato kenegaraan di Ruang Paripurna, Senayan, hari ini.
"Begini beliau menegaskan soal studi banding. Memang saya selalu bilang studi banding itu bisa dilakukan lewat online," kata Anies sesuai rapat paripurna di gedung DPRD DKI, Jumat, 16 Agustus 2019.
Anies mengakui selama menjabat gubernur telah beberapa kali melakukan lawatan ke luar negeri. Salah satunya kunjungan Anies saat menghadiri pertemuan Tahunan Tingkat Tinggi Gubernur Wali Kota Urban-20 (U20) di Tokyo, Jepang, April 2019. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari pertemuan G20 yang dihadiri presiden. "U20 bagian dari G20 dan itu baik-baik saja."
Dalam pidatonya di Gedung DPR RI hari ini, Presiden Jokowi menyindir pejabat yang suka pelesiran ke luar negeri dengan dalih studi banding kebijakan. Dia menyatakan bahwa studi banding sebenarnya bisa dilakukan di dunia maya saja.
"Untuk apa jauh-jauh studi banding ke luar negeri, padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone," kata Jokowi sambil mengeluarkan telepon seluler saat membacakan pidato kenegaraan di Ruang Paripurna, Senayan, Jumat, 16 Agustus 2019.
Sambil mengangkat telepon pintarnya, Presiden mengatakan, "Mau ke Amerika di sini ada komplit, mau ke Rusia di sini juga, Ke Jerman di sini juga ada. Dan saya kira ini juga relevan untuk bapak ibu anggota dewan."
Mendengar sindiran ini, anggota Dewan yang hadir di ruang sidang tertawa dan bertepuk tangan. Jokowi mengatakan di era sekarang ini, eksekutif dan DPR harus bekerja secara efisien dan cepat.
Anies sepakat dengan sindiran Jokowi tersebut. Dia juga menyatakan jika penjabat berkunjung ke luar negeri memang jangan hanya sekedar studi banding saja. Mereka mesti datang untuk menginformasikan kemajuan Indonesia.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu berujar kunjungannya ke luar negeri sudah membuahkan hasil, yakni dengan membawa pulang peluang untuk menggelar balapan Formula E di Jakarta.
Selain itu, Anies Baswedan juga berujar, pejabat sebaiknya bisa bahas internasional. Sehingga, ketika mereka melakukan kunjungan kerja tidak hanya melihat-lihat.
"Kalau mau berangkat (pejabat) bisa bahasa internasional, sehingga di sana bukan menonton, bukan mendengarkan, tapi menceritakan indonesia," ujarnya. "Makanya penting bagi pemimpin untuk bisa menggunakan bahasa internasional."
(tempo)