JARILANGIT.COM - Pemerintah mengaku mulai khawatir dengan porsi kepemilikan asing yang sudah hampir mencapai setengah dari total Surat Utang Negara (SUN) yang beredar. Data Neraca Pembayaran Bank Indonesia menyebut rasio kepemilikan asing terhadap SUN pada kuartal II 2019 mencapai 46,6%, naik dibanding kuartal I 2019 sebesar 46%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan porsi kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) sudah mencapai lebih dari 40%. Hal ini, menurut dia, meningkatkan risiko bagi perekonomian Indonesia.
"Sekali goyang (perekonomian), mereka bisa langsung keluar. Ekonomi kita (bisa) terbanting," ujar Darmin, Jumat (9/8).
Menurut Darmin, pemerintah akan terus berupaya mengurangi ketergantungan terhadap utang. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan dengan cepat. Perlu perencanaan jangka panjang.
"Mengurangi ketergantungan tentu bukan pekerjaan jangka pendek, tetapi harus sedikit demi sedikit dikurangi," katanya.
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan asing pada portofolio surat utang pemerintah, antara lain dengan mendorong inklusi keuangan. "Tapi tentu tidak bisa kalau hanya sekadar membuka tabungan, inklusi keuanggannya tidak hanya itu tetapi juga produk keuangan lainnya," jelas dia.
Sementara ditemui ditempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Muluani menekankan pentingnya pendalaman pasar keuangan guna menurunkan porsi investasi asing pada SUN. Pasalnya, tingginya porsi asing menimbulkan kerentanan pada pasar keuangan di Tanah Air saat ekonomi global tengah goyah.
"Tapi tentu tidak bisa kalau hanya sekadar membuka tabungan, inklusi keuanggannya tidak hanya itu tetapi juga produk keuangan lainnya," jelas dia.
Dari data yang disampaikan Bank Indonesia, Neraca Pembayaran Bank Indonesia menyebut rasio kepemilikan asing terhadap SUN pada kuartal II 2019 mencapai 46,6 persen, naik dibanding kuartal I 2019 yang sebesar 46 persen.
( Dirangkum dari katadata dan Rakyat merdeka)