JARILANGIT. COM - Tidak ada Islam yang Teroris, Tidak ada islam yang Intoleran, dan Tidak ada Islam yang Radikal yang adalah cara pandang Pemimpin yang Radikal dan Teroris, hal itu di sampaikan saat Natalius hadir sebagai narasumber di 'Indonesia Lawyers Club (ILC)' berjudul "Ustadz Ba'asyir: Bebaaas... Tidaak!" di tvOne, Selasa (29/1/2019) malam
Natalius juga mengkritik Jokowi yang tidak menyampaikan pemberian remisi terpidana koruptor Robert Tantular.
Pigai membandingkan polemik pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir dengan Robert Tantular.
Menurutnya, polemik pemberian remisi untuk Robert Tantular oleh Jokowi lebih penting untuk didiskusikan.
"Kenapa kita tidak pernah meributkan, berbicara tentang Robert Tantuar, kita berbicara lebih banyak, berdialog lebih banyak tentang ustaz Abu Bakar Ba'asyir," ujar Pigai.
Padahal, menurutnya, kasus hukum tentang koruptor adalah hal yang krusial bagi Indonesia.
"Padahal proses hukumnya sama, koruptor, kita kan membangun Indonesia dengan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, kan begitu pentingnya, krusialnya bagi negara ini persoalan korupsi," ungkapnya.
"Korupsi mengakibatkan seluruh sendi-sendi kehidupan rusak, orang miskin, orang menderita, nganggur, makan minum aja susah."
Pigai menyayangkan pemberitaan mengenai pembebasan Robert Tantular tidak ramai.
Berbeda dengan pemberitaan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir yang menurutnya merupakan tokoh muslim di Indonesia yang memiliki banyak pengikut, sangat ramai dibicarakan.
"Tapi begitu seorang penjahat koruptor besar, mendapat pembebasan bersyarat, sunyi sepi, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir seorang tokoh muslim terlepas dari tindakan apapun yang dilakukannya, tokoh panutan, jutaan pengikut bangsa ini, itu fakta," tuturnya.
"Saya meskipun (memeluk) agama yang berbeda, saya harus menyampaikan, fakta bahwa beliau adalah tokoh pertama muslim Indonesia, kita ributkan."
Ia kemudian menyetujui pernyataan Politisi Partai Keadilan Sejatera (PKS), Mardani Ali Sera yang menyebut keadaan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir memprihatinkan.
"Yang tadi, saudara saya sampaikan orang yang sangat menderita adalah Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, karena setiap detik demi detik, hampir nyaris sempurna satu setengah minggu ini berbicara tentang dia, dia tidak pernah berbicara tentang kita," ulasnya.
"Tapi Robert Tantular hidup bebas?," tanya Pigai.
Ia kemudian mempertanyakan, mengapa Jokowi tidak menyampaikan pemberian remisi kepada Robert Tantular di media, tidak seperti saat menyampaikan tentang Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
"Pertanyaannya, kenapa Jokowi menyampaikan pernyataan tentang Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, tidak menyampaikan juga tentang Robert Tantular, sebagai asas keadilan di hadapan hukum," ujarnya disambut tepuk tangan audience.
"Seorang pemimpin adalah pelaksana hukum, bukan penegak ya, jadi apa yang disampaikan oleh Prabowo, bahwa pemimpin adalah pelaksana hukum itu betul, jangan salah," pungkasnya