Istana klaim AS sudah sepakat membantu Indonesia mempertahankan Papua
Istana klaim AS sudah sepakat membantu Indonesia mempertahankan Papua

Istana klaim AS sudah sepakat membantu Indonesia mempertahankan Papua

Moeldoko memastikan kondisi di Papua dan Papua Barat sudah mulai berangsur-angsur membaik. Namun, kondisi Papua diperburuk dengan penyebaran hoaks alias berita bohong



JARILANGIT.COM - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia ingin mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) untuk menangani gejolak yang terjadi di Papua dan Papua Barat. Dia mengklaim AS juga sudah sepakat membantu Indonesia mempertahankan Papua.

Hal itu disampaikan Moeldoko usai menerima Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik David R. Stilwell, di Kantor Staf Presiden (KSP), Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/9).

"Yang sama-sama kami inginkan adalah kami juga ingin support (dukungan) Amerika atas kondisi yang terjadi di Papua. Dan beliau (David R. Stilwell) sangat support tentang kedaulatan," kata Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu berharap dukungan yang diberikan AS ini tak hanya yang bersifat diplomatik, tetapi juga dalam hal menjaga situasi keamanan. Moeldoko menyebut pada intinya AS sudah mau memberikan dukungan penuh kepada Indonesia dalam mempertahankan Papua.

"(Dukungan) dari segala sisi lah, dari sisi diplomatik, menjaga situasi bersama, karena kita sama-sama Amerika juga memiliki kegiatan di sana (Papua)," ujarnya.

Moeldoko menegaskan bahwa Papua bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia meminta semua pihak tak meributkan soal desakan kemerdekaan Papua.

"Kan NKRI final sudah, ngapain ribut bicara itu. Semua persoalan sudah diselesaikan. Persoalan integrity negara sudah disepakati. No Way. NKRI harga mati kan gitu," tuturnya.

Pensiunan jenderal bintang empat itu memastikan kondisi di Papua dan Papua Barat sudah mulai berangsur-angsur membaik. Namun, kata Moeldoko kondisi di Bumi Cendrawasih diperburuk dengan penyebaran hoaks alias berita bohong.

"Jadi banyak lagi media sosial yang hoaks-hoaks seperti itu," katanya.

Gelombang protes terjadi di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat pada pertengahan hingga akhir Agustus lalu. Semua itu terjadi buntut dari ujaran rasialisme yang ditujukan kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur pada 16 Agustus.

Sejauh ini, pemerintah dan Kepolisian mengklaim kondisi sudah berangsur kondusif. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga ingin berkantor di Papua untuk sementara.

Itu dilakukan agar proses dialog dengan masyarakat setempat dapat berjalan intensif. Tentu demi meredamkan situasi yang memanas sejak beberapa pekan lalu. (cnn)

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.