Isu Khilafah Sudah lama di Pakai CSIS, L.B. Moerdhani dan anak didik seperti Hendropriyono, juga diduga Luhut Kristen Fanatik, Megawati untuk membungkam lawan.
Berbagai bukti telah menegaskan adanya fakta tersebut. Berikut saya sebutkan momentum penggunaan isu Khilafah dan Islam Radikal sebagai alat justifikasi untuk membungkam lawan-lawan politik.
Soal Khilafiah ini telah lama dihembuskan sebagai alat propaganda politik CSIS, Beni Moerdani, Hendropriyono, diikuti oleh anak dididik mereka Luhut Binsar Panjaitan, Megawati.
Pertama, tahun 80-an Isu khilafiah dimunculkan demi pelaksaan Pancasila sebagai asas tunggal. Dilanjutkan dengan rentetan kejahatan penembakan misterius dipimpin LB Moerdhani gurunya Hendropriyono dan Luhut Panjaitan.
Kedua, isu khilafah menjustifikasi peristiwa Talangsari dan Tanjungpriok. Umat menjadi korban, islam tidak mendapat ketidakadilan di negeri ini
Ketiga, soal Khilafah umat Islam terpinggirkan bahkan teralienasi kekuasaan politik negeri ini hampir 40 tahun lebih.
Keempat, CSIS, Beni Moerdani, Asing, bahkan TNI dimanfaatkan melalui Isu khilafiah agar Suharto dipaksa berberkuasa 30 tahun.
Kelima, isu Khilafah juga mengamputasi kesempatan dan peluang Habibie untuk menjadi Presiden melalui penolakan pertanggungjawaban SU MPR 1999. Habibie tidak punya kesempatan mengabdi kepada negara, walaupun melalui pemilihan yang demokratis.
Kelima, isu khilafah jugalah yang dipakai oleh mereka untuk membatasi seorang Jenderal TNI Patriotik Prabowo Subianto untuk berkuasa di negeri ini. Design intelijen memunculkan isu radikalisme terlihat dari pernyatan Wawan Purwanto juru bicara BIN tentang sejumlah mesjid terpapar radikalisme, pernyatan Wawan bisa diduga sikap BIN ini telah terbukti nyata isu Khilafah dimuculkan melalui skenario untuk mengganggu karier politik Prabowo.
Isu Khilafah sebagai alat propaganda untuk membenturkan Islam Nusantara dan Transnasional. Meskipun ukuwah Islamiyah sesama kaum pengikut Mazhab Syafei ahlus sunna waljamah yaitu sebagian NU dan lainnya.
Inilah skenario lama yang sudah dipakai dan dihembuskan terus oleh mereka yang haus akan kekuasaan seperti Anak-anak didik Beni Moerdani, CSIS, Hendropriyono, Luhut Panjaitan, bahkan Megawati Sukarnoputri juga sejak tahun 1990 sudah dilindungi dan menjadi bagian dari LB Moerdani.
Oleh Karena itu, saya minta semua warga negara, semua suku, semua agama khususnya umat muslim harus membuka mata hati untuk menenggelamkan skenario busuk yang sedang mengganggu eksistensi integrasi sosial dan integrasi politik di Indonesia.
Oleh: Natalius Pigai, S.I.P., adalah seorang aktivis Indonesia. Ia merupakan salah seorang dari 11 anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia periode 2012 - 2017. Ia mendapat gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan dari Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta pada 1999.