JARILANGIT.COM - Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi mempertanyakan perihal kajian pemerintah dalam konteks pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota dinilai sarat kepentingan politik.
Manajer Kampanye Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Walhi, Wahyu A. Perdana mengatakan, dalam wacana pemindahan ibu kota yang gencar diembuskan pemerintah sebagai proses politik saja. Padahal, Walhi melihat beberapa wilayah Kalimantan seperti misalnya Kalimantan Tengah yang juga sempat diusulkan, memiliki jumlah titik api yang cukup tinggi.
"Sementara Kalimantan Timur bisa jadi titik apinya tidak cukup tinggi, tapi wilayah Penajam Paser Utara itu juga pernah punya dampak lingkungan ketika terjadi tumpahan minyak Balikpapan tahun lalu," kata Wahyu kepada VIVAnews di kantornya, kawasan Tegal Parang, Jakarta Selatan, Minggu, 1 September 2019.
Selain itu, rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyatakan kawasan calon ibu kota baru ini wilayah pantai, maka posisinya juga belum jauh dari wilayah patahan.
"Jadi, kalau dibilang alasan pemindahan ibu kotanya adalah agar jauh dari risiko bencana alam, sebenarnya tidak juga," tutur Wahyu.
Selain itu, Wahyu menjelaskan, sejumlah bencana ekologis yang kerap menyebabkan terjadinya kerusakan alam di Indonesia, biasanya timbul akibat perilaku dan ulah manusianya.
"Seperti misalnya akibat pemberian izin konsensi berlebih dan segala macamnya," kata Wahyu.
Kemudian, bila hal itu dibiarkan terjadi dengan tak adanya kajian yang layak, maka dikhawatirkan upaya pemindahan ibu kota ini hanya akan memindahkan bencana. Ia menyebut persoalan Jakarta seperti masalah pengelolaan sampah.
"Jakarta itu per hari setidaknya menghasilkan 7.500 ton sampah. Nah, tata kelola sampah yang direncanakan untuk ibu kota baru ini bagaimana? Semua hal terkait kajian lingkungan itu kan juga belum pernah ditunjukkan ke publik," kata Wahyu.
Dia mengingatkan pentingnya kajian lingkungan hidup agar tak blunder dalam kebijakan pemindahan ibu kota negara.
"Padahal apa yang harus lebih dulu ditunjukkan oleh pemerintah adalah kajian lingkungan hidupnya," ujarnya. (ase)
Foto ikan pesut mati di pantai Balikpapan akibat tumpahan minyak. (tempo)