JARILANGIT.COM - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK), Yudi Purnomo Harahap, menyatakan bahwa masyarakat dan tokoh nasional dari berbagai kalangan telah bergerak untuk menolak calon pimpinan (capim) KPK yang bermasalah. Mereka, menurut dia, punya pemahaman sama seperti yang diamini ratusan pegawai lembaga antirasuah tentang kegentingan itu.
“Karena memahami bahwa KPK (kini) dalam keadaan darurat dan pemberantasan korupsi sebagai musuh bersama rakyat negeri ini tak boleh padam,” kata Yudi di Jakarta, Sabtu, (31/8).
Dia menuturkan, situasi semacam itu tentu membuat sanubari semua pihak tergerak, termasuk para tokoh nasional, akademisi, dan kepala negara sendiri. “Kita percaya bahwa Bapak Presiden Joko Widodo akan mendengar aspirasi yang telah disuarakan oleh rakyatnya,” ujar Yudi.
Dia pun berterima kasih karena masyarakat juga ikut menggaungkan penolakan terhadap capim bermasalah, yang selama ini menjadi kegelisahan karyawan KPK. Menurut dia, masyarakat juga punya penilaian bahwa para capim yang diduga melakukan pelanggaran etik, tak patuh melaporkan LHKPN, dan punya sejarah intervensi penegakan hukum, memang tak pantas memimpin lembaga antirasuah.
Yudi menjelaskan, penolakan yang muncul saat ini pun semakin meluas dan masif melalui banyak medium. Bahkan, tak sedikit diskusi tokoh yang membahas persoalan tersebut, termasuk para negarawan yang tegas menolak kehadiran capim bermasalah di KPK.
“Kemarin (Jumat, 30/08), rakyat juga telah datang ke KPK sebagai simbol melindungi KPK sekaligus kembali menyuarakan hal tersebut,” kata Yudi.
Bersamaan dengan itu, dia melihat berbagai suara di daerah juga menyampaikan pemikiran yang serupa. “WP KPK pun menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan tersebut karena pemberantasan korupsi memang membutuhkan dukungan semua pihak.” (AIJ/INI-Network)