JARILANGIT.COM - Mahasiswa Universitas Pakuan, Raksa Nasution, menceritakan aksi tolak pelemahan KPK yang berujung ricuh dengan polisi di sekitar Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat. Raksa mengatakan delapan mahasiswa mengalami luka-luka.
Delapan teman itu ialah Zayyanul Iman Al-Fadhilla, Cahyo Guritno, Adit, Taufik, Wildan, Hadi, Bob Ave, dan Robby Darwis. Luka itu, menurut dia, akibat serangan yang dilakukan Polisi.
"Zayyanul, Cahyo, Wildan, Taufik, mengalami luka di kepala. Kawan kami, Adit, kukunya mau putus dan tulang di jarinya tergeser. Hadi lututnya bengkak, Bob Ave tangan kanannya memar, dan Robby pelipisnya berdarah," kata Raksa di Universitas Pakuan, Kota Bogor, Sabtu (21/9/2019).
Dia menjelaskan, kedelapan temannya mendapat luka-luka karena dipukul polisi dengan pentungan. Selain memukul, polisi disebut menendang.
"Jadi, saat terjadi dorong-dorongan antara massa dengan kepolisian, mereka juga menahan sambil menendang-nendang dari bawah," lanjut dia.
Raksa mengatakan kejadian berawal ketika massa hendak membubarkan diri pulang setelah selesai berorasi di Tugu Kujang. Mahasiswa lalu melakukan long march menuju Universitas Pakuan karena telah mendapat izin dari kepolisian.
Namun, ketika sampai di Terminal Baranangsiang, tidak jauh dari Tugu Kujang, peristiwa saling dorong pun terjadi. Massa lalu diarahkan polisi untuk berpindah sedikit ke arah jalan tol. Sebab, lalu lintas macet.
Namun, ketika massa berpindah, kata Raksa, polisi yang melakukan pengamanan dari sisi lainnya menganggap para mahasiswa ingin memblokade jalan tol.
"Mungkin ya kesalahpahaman karena dari pihak kami juga berhenti sejenak di tempat yang kosong. Saat kami mau mengarah ke jalan pulang, mungkin yang dipikirkan polisi saat itu kita mau blokade tol. Padahal nggak, kita mau lewat untuk pulang," terangnya.
Aksi saling dorong pun terjadi. Tak hanya mendorong, katanya, polisi juga sambil menendang-nendang massa aksi.
Raksa mengatakan beberapa temannya yang terluka langsung diamankan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi pengobatan. Dia dan teman-temannya pun mencoba meminta kejelasan terkait kericuhan.
"Pihak kepolisian secara lisan sempat bilang bahwa akan bertanggung jawab, pada hari yang sama ya (Jumat). Namun pada waktu yang sama di kampus, tidak ada yang datang sama sekali," terangnya. (detik)