JARILANGIT.COM - Massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) membuat kerusuhan di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Jumat (20/9). Pantauan di lapangan, kericuhan bermula dari massa yang mencoba naik ke pelataran kantor lembaga antirasuah itu.
Polisi mengadang massa anarkistis itu, lalu aksi dorong-mendorong pun dimulai. Dalam kericuhan itu, polisi mengamankan dua orang. Sementara, orator di mobil komando meminta massa tak terpancing. “Jangan terpancing, jangan terprovokasi,” kata dia.
Imbauan juga disuarakan polisi dari mobil komando. Menggunakan pengeras suara, aparat penegak hukum meminta tak ada provokasi. “Tahan diri. Jangan ada yang terprovokasi,” ucap dia.
Pada Kamis (19/9) kemarin, Sekretaris Jendral Pengurus Besar (PB) PMII Sabolah Al Kalamby, memang mengimbau massa organisasinya melakukan unjuk rasa untuk memprotes KPK. Aksi tersebut menyusul penetapan status tersangka suap terhadap mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang juga kader PMII.
“Ya benar (imbauan untuk unjuk rasa),” kata Sabolah melalui pesan singkat, Kamis (19/9).
Dalam imbauan itu, para komponen PMII seluruh Indonesia diminta melakukan aksi serentak dengan tiga tuntutan. Pertama, yakni untuk mengusir “kelompok Taliban” di KPK; kedua, meminta lembaga antirasuah tidak menjadi alat politik, dan; ketiga, menodorong pemeriksaan terhadap unsur pimpinan dan penyidik KPK.
“Sebab sudah ada (pimpinan KPK) yang mengundurkan diri tapi masih aktif di KPK,” kata koordinator nasional aksi unjuk rasa PMII, Muhammad Syarif Hidayatullah, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Syarif menuding KPK saat ini dalam kondisi disetir kelompok Taliban. Menurut dia, kelompok ini mulai tancap gas sebelum mereka dihabisi di dalam tubuh KPK. “Mereka belakangan diduga menargetkan pejabat-pejabat negara yang bisa merusak citra baik pemerintah,” ujar Syarif. (AIJ/INDI)