Rencana pemerintah melakukan impor bawang merah terus mendapat perlawanan dari para petani di daerah. Bahkan, petani bawang merah yang tergabung dalam Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mengancam akan menggelar aksi demo besar-besaran ke Jakarta, jika pemerintah tetap mengimpor bawang merah.
“Jika tetap impor, kami sudah sepakat turun ke jalan untuk demo besar-besaran. Saat ini sedang kami siapkan,” kata Ketua ABMI, Juwari, Kamis (26/5).
Juwari mengatakan, ABMI saat ini sedang melakukan konsolidasi dengan sejumlah petani dari berbagai daerah. Termasuk, mengirimkan surat pemberitahuan kepada kepolisian terkait rencana aksi unjuk rasa tersebut. “Aksi ini atas desakan para petani, dan kami sudah kirim surat pemberitahuannya,” jelas dia.
Menurut dia, aksi unjuk rasa para petani itu juga pernah dilakukan saat pemerintah membuka keran impor bawang merah pada 2012 lalu. Selain demo di jalur pantura Brebes, ratusan petani bawang merah juga melakukan unjuk rasa ke Jakarta di Kantor Kementerian Pertanian.
“Kami sebenarnya tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Saat itu petani marah karena harga bawang terjun bebas. Jika pemerintah tidak mendengarkan suara petani ini, terpaksa demo kami lakukan,” ujarnya.
Sekretaris ABMI, Ichwan menambahkan, terhadap rencana aksi itu asosiasinya menyiapkan sebanyak 10 bus untuk memberangkatkan ratusan petani ke Jakarta. Menurut dia, kebijakan pemerintah yang akan mengimpor bawang merah sebanyak 2.500 ton ini, bukanlah solusi untuk menstabilkan harga.
Sebab, masih banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatur harga menjelang Ramadan dan Lebaran ini. Salah satunya dengan mengatur distribusi bawang merah. “Yang jelas, kami saat ini sedang persiapan, dan tergantu dari sikap pemerintah sendiri,” pungkasnya. [Bayu Setiawan]