Di tengah politik Jakarta yang semakin dinamis, beredar di sosial media soal sikap mantan Ketua Umum PP Muhamadiyah Ahmad Syafii Maarif. Sikap Buya Syafii ini datang melalui informasi dari Ken Ken alias Zeng Wei Jian.
Belum diketahui secara jelas siapa sebenarnya Ken Ken. Namun infomasi dari Ken Ken sudah menyebar.
Pengakuan Ken, ia bertemu dengan beberapa mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) yang mengatakan bahwa Buya Syafiie Ma’arif sudah bertemu dengan Rizal Ramli (RR) dan menarik dukungan dari Ahok. Ken juga mengaku sudah mengkonfirmasi dukungan Buya ini kepada Kasino, yang merupakan asisten pribadi RR.
Ken juga mengaku mencatat sejumlah tokoh yang mendukung RR. Diantaranya Lily Wahid dan Gus Solah. Bahkan, Ken mengaku mendapat kabar dari orang Golkar bahwa Aburizal Bakrie juga tidak mendukung Ahok.
Ini lah pesan berantai yang disebutkan dari Ken Ken:
Tadi saya ketemu beberapa kawan ex aktifis Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah. Kita ngobrol seputar Situasi Nasional dan Ahok.
Menurut kawan itu, Buya Syafiie Ma’arif sudah ketemu Rizal Ramli (RR). Buya menarik dukungannya dari Ahok dan dukung RR. Saya kira Ahok benar-benar terjun bebas. Bapak Amien Rais sudah merilis pernyataan keras kontra Ahok.
Kasino (asisten pribadi RR) mengkonfirmasi soal dukungan Buya Ma’arif kepada RR. Saya mencatat, Lily Wahid & Gus Solah sudah terbuka dukung RR. NU hampir bulat dukung RR dan anti Ahok. Dengan dukungan Buya Ma’arif, berarti sikap Muhamadiyah semakin jelas kontra Ahok. Bpk Din Samsudin sudah beberapa kali nyatakan kritik terhadap Ahok.
Selain soal RR, saya juga diskusi soal kabar deal antara Mami Mega dengan istana. Ternyata selain soal BG & Ahok, nama Menteri Rini pun masuk daftar yang diminta diganti. Istana minta Ahok untuk DKI & copot Rini. Bila Ibu Megawati setuju maka BG akan gantiin Sutiyoso sebagai Kepala BIN. Kasian Bang Yos (Sutiyoso-red) dia nggak punya cantolan yak.
Seorang kawan dari Golkar nyatakan Ical (Aburizal Bakrie) ngga suka banget sama Ahok. Konfirm dukungan Golkar kepada Ahok cuma dari klik Setnov. Klik lain akan bubarkan sikap golkar kepada Ahok. Hanura selesai. Wiranto sendiri diam-diam akui bahwa minimal 70% kader Hanura anti Ahok.
Ahok tampaknya ngerti bahwa Golkar akan pecah. Hanura masih pusing tentukan sikap. Sekalipun mereka sudah berpikir tidak mau ikut Ahok ke jurang kehancuran. Golkar bakal pecah dan tarik dukungan. Karena itu, PDI-P jadi solusi bagi Ahok.
Risma sulit diusung PDI-P. Bu Mega ga berani berjudi dengan tarik Risma dan kehilangan Jawa Timur. Seorang elite ingin amankan Jatim dengan usaha oper Risma ke Jakarta. Tapi Bu Megawati ngga berani.
Ada pemikiran Demokrat usung Risma untuk amankan Genk Sukarwo di Jatim. Tanpa dukungan PDI-P, Risma sulit menang juga di Jakarta. Jadi perjudian itu agak berat. Semua pihak masih berhitung.
Yg pasti adalah elektabilitas Ahok cuma 20 persen berdasarkan survei tertutup internal semua partai politik. Dan itu sangat tidak bagus. Incumbent mesti kantongi minimal 61 persen untuk aman. Foke saja yg elektabilitasnya tinggi bisa kalah. Apalagi Ahok saat ini.
Saya tidak mengerti mengapa parpol tidak ada satu pun yang condong usung Yusril Ihza Mahendra alias YIM, padahal dukungan YIM di Utara menguat. [ysa-rmol]