JARILANGIT.COM - Rencana pembebasan pendiri Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Baasyir kental dengan muatan politik. Tujuannya, untuk menambal elektabilitas calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Maruf Amin yang mulai merosot.
Begitu kata filsuf Universitas Indonesia, Rocky Gerung ketika berbicara di forum ILC di TVOne, Selasa malam (29/1).
“Di dalam pikiran publik, sinopsis itu yang tertangkap,” tegasnya.
Di mata Rocky, capres petahana Joko Widodo secara kasat mata memang ingin menunggangi suara umat Islam di Pilpres 2019. Apalagi secara statistik, suara Islam yang jumlahnya mayoritas di negeri ini memang menentukan di pilpres.
“Jadi tidak perlu menganalisa sesuatu yang kasat mata,” sambungnya.
Jokowi, dalam analogi Rocky, membutuhkan asuransi politik tambahan. Sebab, Maruf Amin yang sebelumnya menjadi premi untuk asuransi politik Islam masih dirasa kurang.
Demi mendapat jaminan dukungan dari Islam, kata Rocky, maka Jokowi membutuhkan Baasyir.
“Ini kayak orang rakus lagi sakit. Mau pakai dua asuransi. Maruf Amin nggak cukup, didatangkan Baasyir,” pungkasnya. (WIDIAN VEBRIYANTO/rmol)