JARILANGIT.COM - Jokowi ingin kabinet di periode keduanya terlihat lebih segar. Untuk mewujudkan hal itu, Jokowi tengah berburu calon menteri berusia antara 20 sampai 30 tahun. Kalau ada, perempuan, matang dan punya paras cantik.
Info itu diungkapkan Wakil Sekretaris Tim Kampanye Pemenangan Jokowi-Ma’ruf, Ahmad Rofiq dalam diskusi bertajuk “Pemuda, Mana Suaramu!?” yang digelar di Menteng, Jakarta, kemarin.
Menurut pria yang juga menjabat Sekjen Perindo ini, pembahasan kabinet sudah dimulai sejak akhir April lalu, saat Jokowi menggelar pertemuan dengan para sekjen partai koalisi. Yang dibahas masih hal-hal ringan. Belum sampai menyebut nama atau inisial. Pasalnya, Jokowi juga masih fokus menyelesaikan sisa pemerintahannya sampai Oktober nanti.
Nah, lanjut Rofiq, dalam pertemuan itu, Jokowi antara lain mengungkapkan niatnya mengajak anak muda sebagai menteri. Salah satu kriteria yang disebutkan adalah usianya antara 20-30 tahun.
“Anak muda. Perempuan, cantik, matang,” kata Rofiq.
Rofiq menambahkan, apa yang disampaikan Jokowi itu baru kriteria, belum menyebut nama. Karena itu, partainya pun kini ikut mencari sosok yang pas seperti yang diinginkan Jokowi. Rofiq menilai, kriteria ini membuktikan Jokowi punya kepedulian terhadap anak muda.
Selama ini, ia mengakui generasi muda kurang mendapat apresiasi di tingkat politik nasional. Penyebabnya, karena tingginya politik transaksional. Ujungnya, generasi muda idealis kurang mendapat porsi.
“Harus ada perubahan signifikan dari sistem politik kita sekarang. Sehingga anak muda juga memiliki tempat dan masa depan yang lebih baik,” katanya.
Di tengah munculnya kabar itu, ada usulan agar Jokowi membentuk kabinet zaken. Zaken adalah istilah untuk kabinet yang diisi para profesional dari non-partai. Prinsip utama pembentukan kabinet ini adalah pada sistem meritokrasi. Atau menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
Usulan pembentukan kabinet zaken pertama kali diungkap Anggota De- wan Pengarah Buya Syafii Maarif saat berkunjung ke Istana Kamis lalu. Eks Ketum PP Muhammadiyah ini menilai, kabinet Jokowi saat ini banyak bolongnya.
Terutama karena ada sejumlah menteri yang berasal dari parpol tersangkut kasus hukum. Buya berharap, dalam pembentukan kabinet kedua nanti, Jokowi lebih mandiri dan berdaulat dalam memilih menteri.
Teknisnya, Jokowi menentukan sendiri siapa menterinya. Parpol boleh mengusulkan. Hanya jangan satu nama. Harus beberapa nama. Jokowi nanti yang akan memilih. (wk)