Oleh: Muslim Arbi, Direktur Gerakan Perubahan (Garpu)
Saya kira Rezim ini perwujudan dari kapitalis dan komunis. Totaliter dalam politik karena kapital memainkan semua peran. Tidak ada ruang untuk berpendapat yang beda. Semua satu arah. Beda arah dilibas. Tuduhan makar, menebar kebencian, membuat keonaran. Maka sejumlah tokoh pun terlapor, ditangkap dan ditahan dengan tuduhan macam-macam. Sebut saja; Pak Amin, Pak Prabowo, Bang Kivlan, Eggie, Lieus dan sejumlah pimpinan pondok dan pimpinan massa aksi.
Kenapa semua itu di lakukan oleh rezim ini dan perangkatnya? Agar rencana mulus untuk mengamankan boneka mereka pada periode berikutnya supaya investasi kapital mereka tidak terganggu, mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
Disinilah kejahatan kaum kapital baik dalam maupun luar (Aseng-Asing) yang bermain di semua kekuatan politik maupun ekonomi yang ada. Mengapa Jokowi bangga dengan proyek infrastruktur jalannya? Liat saja. Di saat mau mudik lebaran banyak yang menggunakan jasa jalan tol. Dan jalan tol itu di naikkan berlipat lipat dengan alasan yang tidak jelas. Padahal itu semata untuk meraup kekuntungan dana dari mudik lebaran. Ini tidak bisa disangkal.
Investasi modal yang di banggakan Jokowi itu memang untuk kepentingan kaum kapital. Apa dan berapa kompensasi nya. Pasti sudah dapat di tebak. Jokowi akan di paksakan untuk dua periode atau bila perlu presiden seumur hidup agar investasi modal dan keuntungan mereka aman, nyaman. Banyak dan banyak.
Semua gonjang ganjing ini tidak lepas dari itu. Apalagi Bos Mayapada Group itu sudah diangkat sebagai pembina kesejahteraan di TNI dan pembina di kesatuan Brimob. Ini semua jelas dan tak terbantahkan.
Tidak dapat disangkal lagi. Desain kerusuhan itu by manage dan sistemis. Makanya semua kejahatan yang mereka lakukan itu sekarang balik di tujukan kekuatan Rakyat yang menggelorakan People Power untuk Kedaulatan Rakyat.
Karena; kalau Rakyat Berdaulat secara benar sesuai konsitusi maka. Para penjahat pemilik modal itu tidak leluasa melahap negeri ini.
Apalagi ada sejumlah pejabat di lingkungan Istana yang sudah populer dengan kasus-kasus mereka. Publik sudah sangat paham. Sebut saja, Luhut, Wiranto, Hendro. Mereka pasang badan sebagai centeng. Bukan untuk negeri dan bangsa tercinta.
Tapi demi bela diri mereka. Jika Kedaulatan Rakyat, Hukum dan Keadilan Tegak. Mereka-mereka itu akan tergilas atas ulahnya sendiri.
Membaca flow chart politik dan ekonomi negeri ini mudah saja. Untuk mengamankan kekuatan kendali pendapat Rakyat (publik) pers di kekang dengan di beli atau disogok, media sosial di matikan atau di kerangkeng. FB, WA, TWITTER dsb jika tidak dapat di matikan dengan UU ITE. Medsos itu di shut down atau di suspend. Semua kebenaran di monopoli dengan penguasaan media utama (mainstream) hanya beberapa saja yg masih mau meski terkadang kena jam juga.
Perpaduan kekuatan Modal dan Ideologi menghalal kan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan dan mempertahankan ini seolah dipikir akan langgeng. Hehehe.
Kekuatan Rakyat dengan Sinar Cahaya Ilaahi akan Bangkit untuk sebuah perubahan pasti terjadi.
“Zaa alhaq wa jahaqal bathil. Innal baatila qana jahuka”. Ketika datang kebenaran maka pasti kebathilan akan sirna. Maka bersiaplah untuk memenuhi barisan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Allahu Akbar wa lillahil hamdu. Allahumma shalli ala muhammad wa aalihi. (sm)