JARILANGIT.COM - Puluhan orang yang mengatasnamakan diri Arek Suroboyo mengecam keras pernyataan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Marco Kusumawijaya, yang dianggap telah menyerang personal Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Kecaman terhadap pernyataan Marco di akun twitter itu disampaikan massa Arek Suroboyo dalam aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (6/8). Mereka juga membentangkan poster bertuliskan 'Gak Ngurusi Jakarta Gak Patheken (Tak Ngurusi Jakarta Tak Masalah)' hingga tulisan 'Arek Suroboyo Sayang Mak'e'.
Koordinator aksi, Aryo Seno Bagaskoro mengatakan cuitan Marco tersebut tak mencerminkan sikap seorang intelektual, dengan menyerang pribadi Risma. Padahal, Risma bersedia membantu permasalahan sampah, setelah diminta bantuan oleh DPRD DKI Jakarta.
"Tentunya dengan cuitan pak Marco di Jakarta terhadap Bu Risma, sudah tidak lagi menggambarkan sesuatu narasi dari seorang intelektual, seorang yang patut diteladani. Karena ini sudah masalah personal, ini sangat memalukan," katanya.
Keren! Bagus banget buat Jakarta kalau Bu Risma mau jadi Kepala Dinas Persampahan. Dinas Lingkungan Hidup bisa dipecah menjadi salah satunya Dinas Persampahan. 🙏🏿 Semoga beliau mau, kalau sdh lega dg urusan anaknya. https://t.co/7WAf7Qtljy— marco (@mkusumawijaya) July 31, 2019
Marco dalam salah satu kicaunya di Twitter pada 31 Juli lalu menyebut Jakarta akan bagus bila Risma mau menjadi Kepala Dinas Persampahan. Dalam cuitan itu juga Marco menyinggung anak Risma.
Arek Suroboyo menilai cuitan Marco tersebut tak hanya telah melecehkan Wali Kota Surabaya, tapi juga menghina seluruh masyarakat di Kota Pahlawan. Mereka pun menuntut permintaan maaf dari Marco.
"Saudara Marco juga harus meminta maaf bukan hanya kepada Bu Risma, tapi juga kepada kami Arek Suroboyo yang merasa tersinggung. Jadi yang terusik bukan hanya kami tapi seluruh arek Suroboyo. Dia harus meminta maaf kepada kami dan menyadari apa yang dilakukannya tidak etis," kata Seno.
Seno menambahkan Risma hanya sekadar memberi masukan. Saran itu diberikan setelah ada permintaan dari DKI.
Saat kami sudah menjawab pertolongannya, Bu Risma sudah mau dan sebagainya kok ternyata malah dibalas seperti itu tidak sopan rasanya," kata Seno.
"Kami merasa jika responsnya seperti itu sudah, lah, tidak usah. Gak patheken, enggak jadi Gubernur DKI ya gak patheken. Masih ada jabatan lain yang bisa diisi oleh Bu Risma," tambahnya.