Nama Livi Zheng ramai diperbincangkan oleh media termasuk para sineas Indonesia dalam sepekan terakhir sejak berita ini ditulis. Kira-kira sejak pertengahan bulan Agustus, nama Livi Zheng wara-wiri di lini masa. Gaung nama Livi Zheng bahkan lebih tenar dari judul film terbarunya, Bali: Beats of Paradise yang tayang di bioskop Indonesia pada 22 Agustus 2019. Lantas, siapa Livi Zheng?
Banyak artikel menuliskan Livi Zheng adalah sutradara kelahiran Blitar yang berbasis dan berkarier di Los Angeles, Amerika Serikat. Karyanya diberitakan sukses menembus daftar nominasi Oscar dan telah mendapatkan penghargaan Madrid International Film Festival kategori film berbahasa asing tahun 2014.
Penelusuran Medcom.id dalam rekam jejak di Internet, Livi Zheng memiliki hubungan dengan sejumlah orang penting dan tenar dari berbagai sektor di Indonesia. Mereka tampak mendukung filmnya. Livi Zheng melalui akun Instagram mengunggah potret swafoto bersama Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah serta Wagub Jatim Emil Dardak.
Livi Zheng juga berswafoto dengan Jenderal Kapolri Tito Karnavian, serta sejumlah artis seperti Cecep Arif Rahman, Daniel Mananta, Vino G. Bastian, Slamet Rahardjo, juga Ade Rai. Ini baru sebagian nama yang disebutkan. Potret ini jadi pembuktian bahwa Livi Zheng dikenal sebagai sineas oleh kalangan tersebut. Dan mungkin publik belum benar-benar tahu siapa sosok Livi Zheng.
Meski potret visual itu menimbulkan impresi, nyatanya banyak pendapat skeptis tentang kredibilitas dan profesi Livi Zheng sebagai sineas. Pemberitaan masif tentang sutradara perempuan menembus Hollywood dianggap tak lebih dari bentuk pemberitaan glorifikasi dari sejumlah media untuk Livi Zheng.
Artikel dari media daring Tirto berjudul "Sisi Gelap Surga Livi Zheng: Koneksi Bisnis Bapaknya di Kemayoran" memaparkan peta bisnis keluarga Livi Zheng, asal usul, hingga rumah produksi Sun and Moon Films yang menaungi Livi Zheng merilis film Brush with Danger (2014). Pemberitaan soal Livi Zheng berlanjut dalam judul "Omong Kosong Citra 'Hollywood' Livi Zheng", "Bisakah Livi Zheng Susul Joko Anwar ke Festival Film Internasional?", dan "Livi Zheng dan 'Plot Twist' dalam "Bali: Beats of Paradise".
Sebelumnya, media daring Geotimes lebih dulu mengupas siapa sosok Livi Zheng dan predikat sineas yang disandingnya saat ini. Limawati Sudono mengawali tulisan tentang Livi Zheng di Geotimes dengan judul "Meneliti Livi Zheng (Bagian 1)" dipublikasikan pada Rabu, 14 Agustus 2019 hingga "Meneliti Livi Zheng (Bagian 3)".
Tentu di era Internet sekarang, Livi Zheng tahu atas pemberitaan tersebut. Medcom.id mencoba menghubungi Livi Zheng untuk meminta tanggapan soal pemberitaan yang mempetanyakan prestasi dan profesi sineas Livi Zheng yang berkiprah di Hollywood. Livi Zheng beranggapan, berita-berita tersebut adalah bentuk ketidaksukaan terhadapnya.
"Ada yang menyebarkan banyak berita tidak benar berusaha menjatuhkan saya di sela-sela peluncuran film Bali: Beats of Paradise sampai membawa kakek saya yang sudah meninggal. Ini sangat tendensius," balas Livi Zheng saat dihubungi, Kamis, 28 Agustus 2019.
Dalam pertanyaan selanjutnya, saya menanyakan bagaimana Livi Zheng menangkal keraguan tentang kiprahnya di dunia perfilman. Dia menjawab dengan paparan rekam jejak pendidikan yang ditempuh serta pengalaman. Jawaban ini dibagi Livi dalam empat paragraf dan menyematkan nama-nama tokoh besar.
"Semua rekam jejak saya mulai dari kuliah, tayang di Amerika, Korea, mengajar dan jadi pembicara, film saya masuk seleksi nominasi Oscar semua bisa di cek. Saya lampirkan (telah dilampirkan dalam bentuk link artikel, tangkapan layar dan PDF kepada Medcom.id)."
"Livi lulus sarjana Ekonomi dari University of Washington-Seattle, almamater Bruce Lee. Ketika lulus ia diundang menjadi anggota International Economics Honors Society karena prestasinya di bidang akademik. Lalu Livi melanjutkan S2, di universitas jurusan produksi film terbaik di Amerika, University of Southern California, alumninya diantaranya George Lucas sutradara Star Wars, Brian Grazer produser A Beautiful Mind, dan Robert Zameckis Forrest Gump. Untuk produksi film di Amerika s2 adalah pendidikan terakhir/ terminal degree."
"Livi sudah menjadi pembicara di 30 kampus, diantaranya di Yale University, UCLA, Communication University of China, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Telkom dan Universitas Islam Indonesia."
"Yale University alumninya diantaranya 3 Presiden Amerika, George H. W. Bush (Presiden AS periode 1993-2001), Bill Clinton (President AS periode 1993-2001), dan George W. Bush (President AS period 2001-2009). UCLA alumninya diantaranya Ben Stiller dan Jack Black," jawab Livi.
Sebelum pemberitaan soal prestasi dan profesinya sebagai sineas, Livi Zheng banyak mendapatkan diundang menjadi pembicara atas kiprahnya sebagai sutradara perempuan Indonesia yang menembus pasar Hollywood. Pertanyaannya, bagaimana tanggapannya saat disebut sebagai sutradara yang sukses berkancah di Hollywood?
Livi menjawab pertanyaan itu diawali dengan paparan prestasi dan karya yang ditelurkan. Menurutnya, semua orang bisa menjadi sineas berprestasi asal memenuhi persayaratan dalam ajang penghargaan. Pertanyaan ini dijawab secara diplomatis.
"Film saya Brush with Danger tayang di jaringan bioskop diantaranya melalui Regal Cinemas dan AMC Theaters di Amerika. Kedua jaringan bioskop jaringan besar pertama dan kedua di dunia."
"Film Bali: Beats of Paradise sudah tayang di bioskop-bioskop Amerika dan Korea. Film ini juga diundang tayang di Walt Disney Studios. Bukan hanya itu, melalui film Bali: Beats of Paradise, saya ditawari kontrak oleh Walt Disney. Hak tayang film ini juga sudah dibeli oleh Singapore Airlines dan kemarin sudah ditayangkan juga."
"Dua film saya yaitu Brush with Danger dan Bali: Beats of Paradise masuk seleksi nominasi piala Oscar untuk kategori Best Picture bersaing dengan film seperti Avenger: Infinity War dan Captain America: The Winter Soldier."
"Siapapun punya kesempatan untuk bersaing di kategori Best Picture piala Oscar, jika filmnya memenuhi kriteria Oscar dengan tanpa dipungut biaya apapun. Tapi kriteria itu tidak mudah karena filmnya diharuskan tayang di bioskop-bioskop komersial di Amerika. Sangat sedikit jumlah film dari Asia Tenggara yang bisa masuk bioskop komersial di Amerika," jawab Livi.
Pertanyaan selanjutnya, hal mendasar yang terlintas, bagaimana seorang Livi Zheng mengukur kesuksesan diri sebagai sutradara dan sejauh mana titik kepuasaan seoang Livi Zheng saat berkarya? Begini jawabnya.
"Awal mula mengapa saya jadi sering membuat karya yang mengangkat kebudayaan, pariwisata, karena waktu saya pindah ke Amerika ternyata masih banyak orang yang belum tahu tentang Indonesia. Saya sering menyutradarai program pemerintah dengan sukarela. Hal ini membuat saya sangat senang karena saya bisa turut berkontribusi untuk Indonesia. Saya juga sangat senang ketika Bali: Beats of Paradise mendapat sponsor untuk syuting di Indonesia. It’s like a dream come true for me karena saya sudah beberapa tahun ingin syuting layar lebar di Indonesia," jawab Livi.
Dalam kiprah Livi Zheng sebagai sineas asal Indonesia yang dikenal di perfilman Hollywood, disebutkan dalam beberapa artikel ada campur tangan orangtua untuk sokongan dana. Livi Zheng menjawab dan sekali lagi menegaskan tak ada sangkut paut nama sang kakek dengan karier Livi Zheng.
"Orang tua saya mendidik saya secara disiplin, kerja keras dan penuh dedikasi dalam hidup. Khusus dalam karya dan film-film saya, atas rahmat dan pertolongan Tuhan, serta bantuan teman-teman, saya mendapat investor dan sponsor."
"Seperti film Bali: Beats of Paradise saya mendapatkan semua biaya produksi dari Amerika. Dubes RI di Korsel yang sebelumnya adalah Konjen RI di Los Angeles sampai berkenan menjadi Executive Producer film ini. Dan bisa tanya kepada beliau langsung dananya semua dari sponsor di US, tidak ada sedikitpun dari orang tua saya atau pemerintah indonesia. Berita yang disebarkan untuk menjatuhkan saya, dikaitkan ke kakek saya, keluarga saya dan semua berita tidak ada kaitan dengan profesi saya sebagai sineas dicampur aduk untuk menggiring opini pembaca," jawab Livi Zheng.
Soal film Bali: Beats of Paradise, saya menanyakan soal misi yang diemban Livi Zheng dalam film tersebut. Dia menjawab, tak sekadar dari mempromosikan budaya Indonesia yakni alat musik gamelan. Alasannya, karena alat musik tersebut telah muncul di beberapa film internasional tapi belum banyak yang tahu gamelan berasal dari Indonesia.
"Dari sponsor Amerika dan executive producer saya yaitu Dubes RI di Korsel yang diemban adalah misi budaya dan kesenian jadi tujuan utamanya untuk mempromosikan gamelan ke dunia internasional, karena gamelan sebetulnya sudah dipakai di banyak tempat diantaranya film Avatar karya James Cameron, TV seri Star Trek, tapi banyak orang tahu Avatar tapi mereka tidak tahu gamelan dari Indonesia yang dipakai," bunyi jawaban lengkap dari Livi Zheng.
https://www.medcom.id/hiburan/eksklusif/zNAVAy2b-livi-zheng-menjawab-semua-tuduhan