Mengawati naik dari Wapresnya Gus Dur menjadi Presiden RI 23 Juli 2001. Pada Pilpres 2004 merupakan Pilpres langsung pertama bagi Indonesia. Megawati berpasangan dengan Alm. Hasyim Muzadi ketua PB NU kalah dari pasangan SBY- JK.
Mengapa Megawati Hasyim Muzadi kalah? Padahal Megawati adalah Incumbent sedangkan Hasyim Muzadi adalah Ketua PB NU. Secara politik dan popularitas Megawati Hasyim sangat kuat di birokrasi, Akar rumput dan pada segmen Umat Islam.
Sementara SBY yang pernah jadi mentri pada kabinet Megawati- Hamzah Haz kurang begitu dikenal pada akar rumbut, demikian juga JK yang sangat kental dengan Golkar dan Orba.
Baca juga :Berbanggalah Kalian Para Taliban di KPK
Namun, pada pilpres 2004 Pasangan SBY -JK unggul jauh dari Megawati Hasyim Muzadi yaitu 60% dan Megawati Hasyim 40%. Megawati sebagai Incumbent dan Hasyim Muzadi sebagai ketua PB NU kalah telak. SBY - JK lebih di sukai karena harapan masyarakat untuk bisa membawa Negara Indonesia untuk segera recovery dari krisis multi dimensi. Pasangsn SBY- JK adalah kombinasi Militer tehnokrat dan teknokrat Praktisi.
Pasangan ini menjanjikan stabilitas keamanan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan penyelesaian krisis Ekonomi secara menyeluruh. Pemaparan Visi Misi dan Debat di televisi Pasangan SBY -JK lebih kongret, lebih terukur dan memahami apa yang harus di kerjakan agar Indomesia keluar dari krisis Ekonomi dan membangun kembali kepercayaan pasar baik bilateral maupun multilateral.
Sementara Pasangan Megawati - Hasyim Muzadi lebih banyak menyampaikan hal hal tidak sesuai fakta dan jalan menuju penyelesaian krisis dan recovery tidak memiliki metodelogi. Namun perlu di catat bahwa Pimilu 2004 berlangsung jujur dan adil.
Baca juga :Silakan Jadi Koruptor, Asal Jangan Radikal !
Megawati sebagai incumbent hanya mengandalkan ajaran dan perjuangan Bung Karno yaitu transfer kekuasaan kepada Wong Cilik tapi tetap tidak mampu memenangkan Megawati Hasyim Muzadi.Pasangan Prabowo Sandi adalah pengulangan pasangan SBY-JK yaitu Militer teknorat dan teknolrat praktisi. Demikian juga Pasangan Jokowi - MA adalah juga pengulangan Pasangan Megawati - Hasyim Muzadi.
Tentu situasi yang di hadapi Megawati incumbent berpasangan dengan Hasyim adalah berbeda dengan apa yang di hadapi Jokowi incumbent dengan Mahruf Amin hari ini. Jokowi menghadapi persoalan idiologiy, Ekonomi, Penegakan hukum, tingkat keamanan Negara dan Umat Islam.
Jokowi - MA menghadapi kompleksitas fundemental dan idiologis. Jokowi sebagai incumbent menghadapi carry over 2014 yaitu janji janji kampanye yang berada di luar kapasitas dan pengetahuan Jokowi.
Disamping itu Jokowi juga menghadapi persoalan persoalan dengan dirinya sendiri yaitu membangun pencitraan yang sulit dipertanggung jawabkan. Demikian juga Mahfruf Amin menghadapi persoalan Umur, kesehatan fisik dan konsistensi terhadap ke ulamaannya.
Kompleksitas yang di hadadpi Megawati incumbent berpasangan dengan Hasyim Muzadi 2004 tidak sekompleks dengan apa yang di hadapi Jokowi incumbent hari ini.
Jokowi menghadapi program Carry Over 2014 yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat pada 2014. Di dalam perjalanannya Jokowi membuat banyak hal hal seperti kemesraan dengan China Komunis, banyakna tenaga kerja China yang masuk ke Indonesia skill rendah, dan masalah Umat Islam.
Megawati sebagai incumbent berpasangan dengan Hasyim Muzadi ketua PB NU tidak menghadapi kompleksitas seperti yang dihadapi Jokowi -MA hari ini kalah telak dari Pasangan SBY- JK yaitu 60% untuk SBY-JK sedangkan Megawati incumbent Hasyim Muzadi 40%. Apakah Angka perolehan Pasangan Prabowo Sandi juga 60% ?. Tentu bisa!