JARILANGIT.COM - Pada sekmen ketiga, kedua Capres diminta untuk memaparkan ikhwal pencemaran lingkungan hidup. Pada sekmen tersebut, Capres nomer urut 01 mengklaim bahwa dalam tiga tahun terakhir mampu mengatasi kebakaran hutan.
"Dalam tiga tahun kita bisa atasi kebakaran hutan, salah satunya penegakan hukum yang tegas terhadap siapapun. Sekarang hampir tidak ada lagi kasus kebakaran hutan," paparnya.
Bahkan, Jokowi juga menyebut, terdapat 11 perusahaan yang sudah diberikan sanksi sebesar 18,1 triliun. Hal itu, lantatan penegakan hukum di era kepemimpinannya dinilai sangat tegas terhadap pelanggar lingkungan. "Penegakan hukum kita tegas terhadap pelanggar lingkungan," katanya.
Akan tetapi, klaim Jokowi tersebut bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Dimana masih banyak ditemukan kasus kebakaran hutan di sejumlah daerah.
Faktanya ...
Berdasarkan penelusuran Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) kerugian kebakaran hutan pada 2015 mencapai Rp 211 triliun, luas lahan yang terbakar mencapai 2.611.411 hektare.
"Namun pada tahun 2018 atau 4 hari sebelum pelaksanaan Asian Games ditemukan titik api terbanyak di Riau berjumlah 90 titik. 13 titik di Sumsel dan 27 titik di Bangka Belitung, 22 titik di Sumatera Barat, 4 titik di Jambi dan 3 titik di Lampung," kata Gurnadi dari FITRA.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, bahwa sebanyak 21,67 juta ton air diguyurkan dari helikopter guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah ini.
Ada 1.052 hektare lahan dan hutan ludes terbakar di Riau pada 2017 lalu. Hal itu sebagaimana dikutip dari Kompas 18/09/2017). (*)