Peternak Merugi Hingga Rp 2 Triliun Gara-Gara Permendag
Peternak Merugi Hingga Rp 2 Triliun Gara-Gara Permendag

Peternak Merugi Hingga Rp 2 Triliun Gara-Gara Permendag

350 Peternak Unggas Tuntut Keadilan Di Depan Istana/ Haris Azhar/RMOL


JARILANGIT.COM - Ratusan peternak hewan unggas menuntut keadilan di depan Istana Negara, Jakarta Pusat,Selasa (5/3).

Massa yang diperkirakan berjumlah 350 orang itu membentangkan spanduk bertuliskan 'Jual Di Atas Harga Acuan Kami Dibentak, Jual Di Bawah Harga Acuan Pemerintah Tidak Bergerak'.

Selain itu juga nampak kurungan besar warna oranye berisi ayam-ayam hidup. Di atasnya satu per satu peserta aksi berorasi melalui pengeras suara. Kurungan besar tersebut diletakkan pada mobil bak terbuka.

"Bahwa peternakan bahwa produksi pangan harus jadi milik rakyat jangan sekedar jadi milik perusahaan-perusahaan. Mereka kuasai kandang anda, kuasai tanah tapi mereka tidak membantu mengembangkan pangan," lantang Haris Azhar ikut berorasi sambil berdiri di atas kurungan.

Ada empat tuntutan yang disuarakan massa peternak ayam ini kepada Presiden Jokowi. Pertama, perlindungan usaha bagi para peternak unggas rakyat mandiri sehingga tidak mengalami kerugian parah seperti saat ini.

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia atau Pinsar Indonesia mencatat sejak 2016-2018 harga jual ayam rata-rata lebih rendah dari harga pokok produksi. Terbaru pada Januari-Februari 2019, harga rata-rata Rp 18.111 sedangkan harga pokok produksi Rp 19.884 per kilogram.

Selanjutnya kedua, penerbitan Perppu guna menggantikan UU Peternakan yang terbukti memarginalkan peternak unggas rakyat di Indonesia.

Para peternak juga meminta Jokowi untuk menurunkan harga sarana produksi peternakan, terutama harga pakan dan day old chicken (DOC) dalam waktu yang secepatnya.

Peternak Merugi Hingga Rp 2 Triliun Gara-Gara Permendag

Para peternak unggas menggelar aksi unjuk rasa di lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, (Selasa, 5/3).

Mereka mengaku mengalami kerugian besar-besaran selama enam bulan terakhir.

Koordinator aksi, Sugeng Wahyudi mengatakan, kerugian yang tidak kecil itu terjadi akibat kebijakan yang membuat terpuruknya ayam hidup.

“Selama enam bulan terakhir ini, kami peternak unggas rakyat mandiri telah mengalami kerugian sebanyak Rp 2 triliun, akibat terpuruknya harga livebird atau ayam hidup,” ujar Sugeng dalam keterangannya.

Dia menegaskan, tuntutan mereka terdiri dari dua jenis. Pertama, tujuan jangka pendek, yakni menuntut kenaikan harga ayam hidup.

"Naikkan harga ayam hidup, di atas biaya pokok produksi,” ujar Sugeng Wahyudi.

Sugeng yang juga sekretaris jenderal Gabung Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) melanjutkan, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) mengatur harga sebesar Rp 20 ribu, sedangkan saat ini harga di peternak hanya Rp 15 ribu.

"Peternak sangat merugi," ujarnya.

Sedangkan tujuan kedua atau jangka menengah, para peternak unggas mandiri meminta agar regulasi yang diterbitkan pemerintah pro kepada rakyat kecil. "Dibuatkan aturan-aturan pro rakyat, sehingga tidak terjadi peminggiran peternak," ujar Sugeng Wahyudi.

Aksi Solidaritas untuk Keadilan Peternak Unggas Rakyat Mandiri ini diikuti oleh sejumlah elemen peternak dan petani, yaitu Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia), Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (PATAKA), Law and Human Rights Office LOKATARU dan Agriwatch. (WIDYA VICTORIA/rm)

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.