JARILANGIT.COM - Jokowi dan Para pejabat kementerian serta lembaga negara, berbondong-bondong ke kediaman Megawati Soekarnoputri. Termasuk Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Pemilu 2019 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut bertandang ke kediaman Ketua Umum PDIP tersebut.
Peneliti Komunikasi Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah, menanggapi pertemuan hangat Ketua Umum PDIP Megawati dan AH itu. Menurut Dedi, silaturahim tersebut tidak bisa dipisahkan dari aktifitas politik kedua klan politisi tersebut.
"Pertemuan dua klan politik, meskipun tidak secara teknis berurusan dengan politik, ia tetap saja bermuatan politis, karena komunikasi politik itu dinamis, tidak saja apa yang terlihat, tetapi memuat apa yang menjadi impact atau tujuan tersembunyi" ujar Dedi, saat berbincang dengan TeropongSenayan, di Jakarta, pada Kamis (06/6/2019) malam.
Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik (PSDPP) mengatakan, meskipun dalam momentum lebaran, pertemuan tersebut disinyalir akan berdampak politis. Terlebih selama ini hubungan SBY dan Megawati terbilang buntu.
Dedi menilai akan ada hubungan baru yang dibangun melalui generasi AHY dan Puan sebagai penerus keluarga Demokrat dan PDIP.
"Tentu sisi baiknya adalah silaturahim yang sengaja dibangun, hanya saja naif jika tidak melihat pertemuan ini berimbas politik kedua klan tersebut," kata Dedi.
Selain itu, Doktor Diplomasi Politik dan Kajian Media melihat pertemuan tersebut menguatkan jalan pikiran SBY sejauh ini. Bahwa Partai Demokrat tidak benar-benar berada di kubu koalisi Prabowo Subianto.
"Membaca aktifitas dan statemen SBY sejauh ini, lebih banyak bertolak belakang dengan apa yang sedang dijalankan Prabowo, mulai dari menolak model kampanye Prabowo dengan shalat subuh berjamaah, hingga klarifikasi kesan Prabowo terkait ibu Ani, dan sekarang dengan harmoni pertemuan Megawati. Tentu, itu cukup menjelaskan SBY berada di seberang Prabowo secara etika politik," tutup Dedi. (rmo)