JARILANGIT.COM - PDI Perjuangan sepertinya menyadari bahwa pilihan-pilihan poiltiknya tidak sepenuhnya diterima oleh partai-partai politik lain, bahkan di dalam koalisi pengusung Joko Widodo itu sendiri.
"PDIP membuat strategi baru, untuk menaikan posisi tawarnya di hadapan koalisi ini dengan cara mencari kawan baru," ujar pengamat politik Arya Fernandes saat dijumpai di gedung Komnas HAM, Menteng, Jumat (9/8).
PDIP sadar kawan baru tersebut bernama Gerindra yang juga punya kesamaan visi untuk bergabung dengan pemerintah. Maka tidak aneh saat Kongres V PDIP di Grand Inna Bali Beach Hotel, Megawati tampak sangat bahagia dan selalu menyebut nama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Ketika kepentingan antara PDIP dan Gerindra bertemu, tambah Arya, PDIP akan berada di atas angin. Partai banteng itu akan bisa menegosiasikan banyak hal dan menaikan posisinya di tengah partai lain.
"Namun kalau ujungnya Gerindra benar-benar masuk di koalisi Jokowi, resiko politik yang ditanggung juga tidak mudah. Pertama tentu akan menyulitkan negosiasi, kedua kesulitan untuk sinkronisasi dalam tingkat platform yang berbeda, ketiga resisten dari partai pengusung Jokowi dan potensi retaknya koalisi," papar Arya.
Bisa saja nantinya akan muncul dua kekuatan baru di internal koalsisi Jokowi yang mana menurut Arya mungkin saja tidak akan berhasil dikendalikan Jokowi.
"Kalau itu terjadi tentu akan menggangu jalannya pemerintahan," pungkasnya. (rm)