Manusia di zaman now lebih kejam kepada anaknya daripada seekor induk singa
Manusia di zaman now lebih kejam kepada anaknya daripada seekor induk singa

Manusia di zaman now lebih kejam kepada anaknya daripada seekor induk singa

Induk singa betina itu tidak pernah mempermasalahkan anaknya yang kurus, hingga suatu hari induk singa jantan berkomentar bahwa anaknya terlalu kurus, sehingga tidak pantas menjadi penerusnya sebagai raja hutan.


Alkisah disuatu hutan hiduplah seekor singa betina dan anaknya. Sang induk sangat menyayangi anaknya meskipun anaknya kurus dan sangat sulit untuk gemuk.

Induk singa betina itu tidak pernah mempermasalahkan anaknya yang kurus, hingga suatu hari induk singa jantan berkomentar bahwa anaknya terlalu kurus, sehingga tidak pantas menjadi penerusnya sebagai raja hutan.

Bagaimanakah respon induk singa betina? Marah? Sedih? Kesal? Pergi dari hutan membawa anaknya? Atau malah menggelonggong anaknya agar terlihat gemuk? Sepertinya mustahil.

Namun faktanya, manusia di zaman ini lebih kejam kepada anaknya daripada seekor induk singa itu.

Selain sapi yang digelonggong demi terjual di hari Qurban agar terlihat gemuk. Ternyata manusia sudah lupa bahwa anaknya juga manusia.

Seorang ibu NP (21) menggelonggong anaknya ZNL (2,5) dengan air galon hingga tewas. NP mengaku menyiksa anaknya lantaran stres diancam akan diceraikan oleh sang suami.

"Istrinya stress diancam diceraikan apabila anaknya ini dalam kondisi kurus tidak bisa gemuk," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Irwandhy Idrus kepada wartawan di kantornya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (25/10/2019).

Ish.. ish.. ish.. Malangnya manusia. Lebih hewan dari hewan.

Bagaimana bisa seorang ibu dengan naluri keibuannya, naluri kasih sayangnya, nalurinya sebagai wanita, bisa membunuh anak kandungnya sendiri hanya lantaran stress diancam diceraikan oleh suaminya karena anaknya kurus.

Setingkat singa pun tidak mungkin akan melakukan hal keji dan biadab seperti itu bukan? Meskipun singa itu hewan buas dan disegani penghuni hutan, tetap saja pada anaknya ia sayang.

Sudah hilangkah naluri keibuan pada manusia hari ini? Coba kita telisik, apa yang menyebabkan hal ini terjadi.

Sang ibu melahirkan anak kembar yang ternyata salah satunya sulit untuk gemuk. Hingga lama-kelamaan pihak keluarga bahkan suaminya sendiri mempermasalahkannya dan menganggap ia tidak becus mengurus anak-anaknya.

Sebagai wanita, mungkin mendengar ocehan dan kicauan para tetangga atau orang lain dianggapnya sebagai angin lalu saja. Namun lain halnya apabila keluarga sendiri yang menyudutkannya.

Keluarga yang seharusnya menjadi bahu dan telinga mereka berkeluh kesah, justru menjadi bumerang bagi mereka. Seolah memperbaiki nyatanya melukai sendiri.

Dalam hal ini bukan naluri si ibu yang hilang, namun kesadarannya lah yang terkikis. Rasionalnya sudah mati akibat cacian, makian, hingga ancaman yang dilontarkan keluarga tersayang terutama suaminya sendiri.

Dalam keadaan yang tertekan tentunya dan syetan yang berjaya menguasai hati dan pikirannya, ibu itu telah tega menghabisi buah hatinya.

Tentu saja bukan hanya satu kasus yang terjadi, berbagai macam cara pembunuhan dan variasi alasan menjadi faktor terjadinya banyak kasus kriminalitas saat ini. Terutama karena masalah ekonomi dan sosial.

Bukan hanya ibu yang membunuh anaknya, bahkan anak membunuh ayah kandungnya sendiri pun ada di negeri ini.

Betapa seringnya kita mendapatkan berita setiap hari akan adanya pencurian, perampokan, begal, dan semacamnya. Hal yang mendasari pelaku-pelaku kriminal ini adalah masalah ekonomi yang mengerdilkan akal sehat mereka.

Sementara itu, Polres Depok mengungkap 17 kasus kejahatan konvensional yang terjadi di kota Depok selama kurun waktu satu bulan terakhir. Total ada 25 tersangka ditangkap.

Ada 17 kasus yang diungkap selama periode bulan Oktober 2019, yakni satu kasus pencurian dengan kekerasan, delapan kasus pencurian dengan pemberatan, enam kasus pencurian kendaraan bermotor, satu kasus pembunuhan, dan satu kasus penggunaan senjata tajam.

Itu baru satu daerah dan yang tertangkap mata. Bagaimana dengan daerah lain? Sepertinya negeri ini memang tidak pernah aman. Tidak pantas lagi kita lanjutkan demokrasi yang tidak rasional ini. Kebebasan yang dijunjung tinggi menjadikan manusianya tidak layak disebut manusia.

Lantas, aturan apa yang seharusnya dipakai untuk mengatur kehidupan manusia?

Tentunya sebagai makhluk, kita harus dan wajib melaksanakan aturan dari Pencipta kita. Aturan Allah Yang Maha Sempurna, Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Dalam masalah ekonomi, Islam mengatur sedemikian rupa agar masyarakatnya makmur. Dengan adanya pos-pos kepemilikan dalam kehidupan akan melahirkan kesejahteraan.

Kepemilikan individu adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh individu. Seperti halnya rumah, mobil, pakaian, dan sebagainya. Kepemilikan umum adalah air, api, dan padang rumput yang menjadi hak milik seluruh masyarakat. Kepemilikan negara adalah tanah dan harta rampasan perang sebagai kas negara.

Ketika pos-pos kepemilikan ini diterapkan, tentunya masyarakat tidak perlu lagi memusingkan masalah ekonomi, tidak akan bingung tempat bernaung, dan tidak akan saling membunuh.

Air, api, dan padang rumput adalah kepemilikan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah atau masyarakat itu sendiri dan akan diberikan kepada masyarakat secara gratis. Ketika air, gas atau bahan bakar, dan tanah gratis, tentu tidak perlu risau masalah ekonomi.

Selain masalah ekonomi, yang salah dari sistem saat ini adalah sistem pendidikannya. Sistem pendidikan yang mengabaikan fitrah manusia tidak patut untuk dipertahankan. Pendidikan yang hanya berorientasi pada menjadi pekerja, sangat tidak membangun peradaban manusia.

Islam adalah solusi terbaik salah satunya dalam hal sistem pendidikannya. Pendidikan dalam Islam adalah bukan hanya soal karakter dan outputnya menjadi pekerja alias buruh. Sistem pendidikan dalam Islam memberikan penanaman akidah sebagai akar dalam manusia.

Akidah yang lahir dari pemikiran akan melekat dan bertahan lama. Dalam hal ini, unsur keimanan dikokohkan. Agar cendekiawannya lahir menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas dalam disiplin ilmu dunia, tetapi juga memiliki ketaatan yang tak tertandingi.

Ketika ketaatan telah tertanam, maka karakter dan pola pemikiran manusianya akan positif. Tidak akan mudah tersulut emosinya dan berpikir kritis sebelum melakukan segala sesuatu.

Sangat berbanding terbalik dengan sistem kapitalis sekularisme yang tidak sesuai dengan fitrah manusia ini. Melahirkan manusia-manusia yang jauh dari kata bangkit dan sejahtera. Masihkah kita diam dengan kekacauan ini?

Sebelum negeri tercinta ini pada khususnya dan dunia pada umumnya semakin gila dengan sistem rancu buatan manusia. Buka mata kita untuk menjadikan Islam sebagai solusi fundamental dan jadilah para pejuangnya.

Oleh : Zulfa Rasyida

(Aktivis dakwah dan Pemerhati Sosial)

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.