"Kalau saya ditanya sebagai Ketua Dewan Pengarah TKN, jangan," ujar JK di kantor wakil presiden, Jakarta, Selasa (12/2).
JK tak menampik bahwa kasus penistaan agama yang menjerat Ahok dapat membuat sejumlah pihak tak mau lagi mendukung Jokowi-Ma'ruf. Ketua Dewan Pengarah TKN ini memprediksi akan muncul stigma bahwa Jokowi-Ma'ruf didukung oleh seorang penista agama.
"Jadi bisa berakibat Pak Jokowi didukung penista agama, kan bahaya itu. Bisa mengurangi suara lagi, toh pemilu dua buan lagi, efeknya juga tidak akan banyak," katanya.
Di sisi lain, bergabungnya Ahok dengan PDIP diyakini JK tak akan berdampak signifikan mengingat pelaksanaan pilpres yang tinggal dua bulan lagi.
Namun, menurutnya, tak menutup kemungkinan perolehan suara Jokowi-Ma'ruf meningkat karena penggemar Ahok yang selama ini dikenal sebagai 'Ahoker' cukup banyak.
"Tentu bagi Ahoker mungkin menambah, tapi bagi yang konsisten dengan apa yang terjadi pada Ahok (penistaan agama) tentu tidak mau milih," tutur JK.
JK menyarankan agar Ahok yang saat ini dipanggil BTP fokus mengurus kehidupan pribadinya. Belakangan, Ahok memang sibuk bertemu dengan sejumlah kerabat dan liburan ke Bali.
"Ya lebih baik seperti inilah, tenang tenanglah Pak Ahok, jadi ya jalan-jalan dulu atau apa," ucap JK.
Ahok pada akhir Januari lalu resmi bergabung menjadi kader PDIP. Namun Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan Ahok hanya anggota biasa, bukan juru kampanye dalam Pilpres 2019.
Sementara Ketua TKN Erick Thohir meyakini masuknya Ahok ke PDI Perjuangan akan menambah elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Menurut Erick, Ahok merupakan figur yang memiliki pendukung setia dan akan berdampak positif bagi Jokowi. (*)