Empat Hari Setelah Jokowi Naik KRL, Dua Gerbong Keluar Rel dan Terguling di Bogor
Empat Hari Setelah Jokowi Naik KRL, Dua Gerbong Keluar Rel dan Terguling di Bogor

Empat Hari Setelah Jokowi Naik KRL, Dua Gerbong Keluar Rel dan Terguling di Bogor

Jokowi mengaku banyak mendapat masukan saat menaiki kereta pada jam sibuk itu


JARILANGIT.COM - Keputusan Presiden Joko Widodo naik KRL saat pulang ke Bogor, Rabu (6/3/2019) mendapat banyak pujian. Pada sisi lain, banyak yang khawatir dengan keselamatan orang nomor satu di Indonesia itu.

Ketakutan itu antara lain terbukti hari ini, Minggu (10/3/2019). KRL relasi Jakarta-Bogor keluar rel sekitar pukul 10.10 WIB. Dua gerbong terguling. Peristiwa itu terjadi di daerah Kebon Pedes.

Dalam foto-foto yang dikirim warga di media sosial, Facebook, tampak salah satu gerbong tertimpa tiang listrik beton. Hingga berita ini diterbitkan, belum diketahui adanya korban jiwa atau tidak.

Belum ada keterangan resmi dari pihak kereta api Indonesia atas kecelakaan ini. Namun dari Twitter Info Commuter Indonesia, kereta api yang anjlok ini merupakan kereta api jurusan Jatinegara-Bogor dengan nomor KA 1722.

"KA 1722 Jatinegara-Bogor mengalami kendala tertimpa tiang listrik aliran atas (LAA) diantara stasiun Cilebut-Bogor. Saat ini dalam proses evakuasi unit terkait," ujar info twitter itu.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menumpangi kereta rel listrik (KRL) saat pulang kerja dari Tanjung Barat, Jakarta Selatan menuju Bogor, Jawa Barat. Jokowi sempat mengisahkan padatnya penumpang di jam sibuk.

"Mau bergerak saja tidak bisa, terutama yang dari Jakarta ke Depok itu, mau bergerak saja tidak bisa," kata Jokowi kepada wartawan di Lampung, Jumat (8/3/2019).

Jokowi mengaku banyak mendapat masukan saat menaiki kereta pada jam sibuk itu. Dia banyak diminta menambah jumlah gerbong ataupun kereta.

"Oleh sebab itu, di dalam gerbong pun banyak yang menyampaikan kepada saya, 'Pak tambah keretanya, Pak,' atau 'Pak, tambah gerbongnya, Pak.' Dan ketemu, artinya memang harus tambah gerbong atau tambah kereta," kata Jokowi.

Persoalannya, kata Jokowi, jika menambah jumlah kereta, pintu perlintasan akan semakin sering dan cepat dibuka-tutup. Hal itulah yang jadi persoalan.

"Problemnya, kalau tambah kereta berarti akan banyak simpangan yang tutup terus sudah 10 menit sekarang, kalau dijadikan 5 menit berarti kan palang kereta apinya hanya 5 menit gini-gini (buka tutup, red) terus," kata Jokowi.(n.rakyatku)

 
Pilih sistem komentar sesuai akun anda ▼
Blogger

No comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu artikel
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.