JARILANGIT.COM - Praktisi IT, Fajar Nugraha mengatakan, secara teknis-insinuasi politis yang bermula dari cuitan akun twitter @opposite6890 soal tim buzzer kepemiluan yang diduga melibatkan oknum institusi Polri, memang sangat mungkin dilakukan.
"Artinya sangat mungkin seseorang membuat aplikasi yang berfungsi untuk sarana menyebarkan berita palsu atau hoaks yang menyudutkan salah satu kandidat capres," kata Fajar, Sabtu (09/03/2019).
Fajar melanjutkan, hal yang kemudian menarik untuk jadi perhatian adalah, profesionalitas unit penanggulangan kejahatan siber di tubuh Polri.
"(Idealnya, red) termasuk tugas unit ini, selain mengawasi potensi kejahatan siber di dunia maya, (unit ini, red) juga bertugas untuk melindungi seluruh aset milik Polri," ujarnya.
IP Masking atau penyamaran alamat IP, Fajar menjelaskan, sangat lazim dilakukan oleh peretas dalam melakukan aksinya.
Penyamaran IP, digunakan agar lokasi peretas sulit terdeteksi aparat karena menggunakan IP dari lokasi yang berbeda atau bahkan menggunakan IP dari negara lain.
"Terlebih jika benar seperti klarifikasi yang disampaikan oleh Mabes Polri bahwa IP yang digunakan adalah IP Public, maka alamat IP Public tersebut memang bisa diakses oleh siapapun," kata Fajar.
Namun, kata Fajar, "Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa pembuat aplikasi (sambhar, red) itu bisa teledor dalam hal penyematan IP pada aplikasi tersebut?".
"Jika pembuat aplikasi ini betul oknum kepolisian, mengapa tidak mencoba menghilangkan seluruh bukti yang bisa mengarah kembali kepada keterlibatan mereka dan dapat dengan mudah terbongkar jika dilakukan digital forensics?," tukas Fajar.
Apapun itu, Polri dan kita semua tak akan rela institusi Tri Brata tercoreng. Jadi, "Saya rasa kita tinggal menunggu waktu hasil investigasi internal yang akan dilakukan Polri,".
Sebelumnya, akun twitter @opposite6890 membedah postingan-postingan politis di media sosial yang melibatkan aplikasi sambhar. Institusi Polri, disebut dalam bedahan tersebut.
"Setelah Whistleblower mengungkap bahwa Kepolisian adakan Pelatihan Buzzer. Dimana setiap Buzzer harus install APK Sambhar.
Hasil Scan Sambhar keluar Destinasi IP 120.29.226.193. Hasil Scan IP 120.29.226.193 ternyata dimiliki Polri.
Dapat ditarik kesimpulan.Wasit ikut bermain." demikian cuitan @opposite6890 pada tanggal 05 Maret 2019 lengkap dengan video penelitiannya.
Kemudian, Jumat (08/03/2019) Kepolisian menyampaikan bantahan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menegaskan, pihaknya netral dalam Pemilu 2019.
"IP address WiFi di areal Mabes ini ada di area publik, jadi bisa diakses publik," kata Dedi di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (08/03/2019).
Karenanya, kepolisian melalui Direktorat Siber Bareskrim akan melakukan patroli di dunia maya untuk menemukan pemilik akun Twitter Opposite6890. "Langkah-langkah progesif sudah dilakukan Ditsiber, akan mem-profil, menngidentifikasi siapa yang memiliki akun Opposite6890 sebagai akun anonymous," tutur Dedi.
Hingga berita ini dimuat, akun @opposite6890 masih bisa diakses publik. (gosumbar)