Sejenak, aku ingin melupakan. Semua kesalahan dan noda yang begitu pekat ditorehkan. Allah SWT maha pemaaf, apalagi seorang hamba ? Itulah sekilas yang terfikirkan dibenak, mengenang kesalahan rezim nyaris lima tahun memimpin negeri ini.
Aku, semakin terguncang manakala mendapat kabar. Dari Mekkah Al Mukaromah, rezim menampakan wajah memelas, menunjukan diri rendah dihadapan illahi, dan mungkin telah menengadah di tempat yang penuh ijabah, untuk dapat kembali mengemban amanah memimpin negeri ini.
Nyaris saja pertahananku goyah, bisikan iblis merayuku untuk memberi maaf dan berkompromi untuk sekali lagi memberikan kepercayaan. Menepi sejenak, dan berhenti mengajukan dakwaan dan berbagai tuntutan.
Ah, untung saja. Sekelebatan, lamunanku sirna. Iman telah kembali membimbing akal sehat ku. Mengantarkan aku beramal sesuai dengan apa yang terindera, memaafkan tetapi tetap menghentikan.
Sebagai pribadi, biarlah kabar rezim memohon ampun kepada Allah SWT, ditempat yang paling muntajab di negeri ini keputusannya dikembalikan kepada Allah SWT. Terserah kepada Allah, jika berkehendak Allah SWT akan mengampuni, jika berkehendak Allah SWT dapat memberi pilihan lain.
Namun, dalam urusan kekuasaan ini, aku tak mungkin memilih rezim yang jelas memusuhi ulama kami, menistakan agama kami, mengkriminalisasi syariat kami. Aku, tak mungkin memilih rezim yang menzalimi Habibana Muhammad Rizq Syihab, Ust Abdul Shomad, Gus Nur, Ust Alfian Tanjung, Dan para guru kami yang lain.
Aku yakinkan diriku, dan siapa saja yang membaca tulisan ini. Untuk tidak memilih rezim represif dan anti Islam, yang sedang mencoba mengenakan jubah kesalehan, mengunggah doa di sudut bumi yang paling mustajab.
Kami sudah tak bisa lagi ditipu, dengan pencitraan semu. Kami membuat kesimpulan berdasarkan apa yang kami rasakan. Kami, tak ingin tertipu dengan mengikuti pandangan mata yang telah di sihir oleh kamera.
Bagi siapa saja yang membaca tulisan ini, ingat ! Jangan pilih dia. Dia itu jahat ! Pendusta, tukang ingkar dan khianat.
Dia, akan semakin jahat jika terpilih menjadi pemimpin lagi. Kepada orang dekatnya saja tega, apalagi terhadap rakyat ?
Sekali lagi, sebelum menuju Tempat Pemungutan Suara, baca tulisan ini lagi jika masih ada keraguan untuk meninggalkan rezim. Ingat ! Sekali Anda salah memilih, seumur hidup Anda akan menyesal. Dan, di akherat kelak semua akan dimintai tanggung jawab.
Penulis : Nasrudin Joha