JARILANGIT.COM - Aktifis 212 Ustaz Sani Abdul Fatah mencurigai dukungan Komunitas Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) Rainbow Bandung kepada paslon 02 Prabowo-Sandi
Pasalnya deklarasi yang digelar di Kota Bandung (Kamis, 4/4) bisa menjadi bumerang yang mungkin sengaja dilemparkan pihak di luar barisan pendukung Prabowo-Sandi selama ini.
"Patut dicurigai ini ada apa. Mereka seluruhnya menggunakan masker dan digelar beberapa hari menjelang pencoblosan. Kalau bukan niatnya merusak, lantas apa?" kata Ustaz Sani Abdul Fatah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (5/4).
Menurut Ketua GNPF Ulama Binjai itu, selama ini Prabowo-Sandi sudah cukup kuat dengan dukungan dari para ulama garis lurus dan umat islam.
"Sejauh ini, ulama dan umat islam mendukung penuh PAS. Dan tidak berpikir untuk menarik simpati LGBT agar bergabung bersama kami. PAS didukung oleh orang-orang yang teguh pada ajaran islam yang bersumber dari Al Quran dan hadis nabi," lanjut Sani.
Dalam deklarasi kemarin, disebutkan alasan Komunitas Rainbow berpaling hati ke Prabowo-Sandi adalah karena Presiden Joko Widodo sekaligus petahana pilpres tidak dapat mengakomodir kaum minoritas dan termarjinalkan. Komunitas ini juga mengharapkan adanya kesetaraan sebagai warga negara Indonesia.
Menanggapi itu, Ustaz Sani yang juga Koordinator Satgas Anti Narkoba itu berkomentar bahwa kesetaraan yang dimaksud dan idamkan kaum LGBT tidak akan mungkin bisa terwujud.
"Itu akan sulit diakomodir. karena para pendukung PAS, ulama dan umat islam berkeyakinan bahwa kesetaraan itu sudah diatur dalam Al Quran. Tidak bisa sama rata sama rasa. Tidak bisa sesuka hati saja," lanjut Sani.
Karena itu, Sani berpesan kepada BPN agar berhati-hati dan patut mencurigai deklarasi dukungan dari komunitas LGBT di Bandung kemarin.
"Pesan Kami kepada BPN adalah jangan hanya gara-gara dukungan kaum LGBT ini yang enggak jelas karena dibuat di dekat-dekat hari pencoblosan ini, malah membuat pemilih yang mayoritas umat islam yang kukuh dengan islamnya menjadi hilang kepercayaannya,"
Jangan sampai masuk jerat yang malah bisa menjatuhkan elektabilitas 02 kalau itu dilakukan," demikian Sani. (rmlam)