JARILANGIT.COM - Pakar Ekonomi Rizal Ramli menyampaikan orasi politik di hadapan ratusan orang di Rumah Perjuangan Rakyat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019). Berbagai hal tentang kondisi nasional, baik masa lalu, masa kini dan masa mendatang disampaikan Rizal dalam kesempatan itu.
Rizal mengawali orasi politiknya dengan pernyataan soal demokrasi. Rizal ingin masa depan demokrasi Indonesia tidak terancam. Masa depan demokrasi harus dijaga, karena Indonesia pernah dipimpin rezim otoriter. Saat itu, kata dia, banyak pejuang demokrasi yang masuk penjara karena memperjuangkan demokrasi.
"Waktu saya masih mahasiswa di ITB ingin Indonesia sebagai negara demokrasi. Saya berjuang, saya di penjara 1 tahun di Sukamiskin," ujar Rizal.
Kemudian, Rizal mengaku heran bahwa saat ini demokrasi mengalami kemunduran. Rizal mencontohkan Pemilu Serentak yang berlangsung 17 April 2019 lalu penuh dengan dugaan kecurangan. Kebebasan berkumpul dan berpendapat juga terancam saat ini.
"Kok bisa lagi hari ini, kok bisa kembali ke nol, Pemilunya curang, toko-tokoh ngomong sedikit langsung ditangkap," katanya.
Menurut Rizal, Pemlu kali ini merupakan pesta demokrasi nasional yang terburuk. Kejujuran, keadialan, dan kesederhanan sirna, dibanding Pemilu tahun 1955, 1999, dan 2004.
"Ini adalah pemilu terjelek. Tahun 55 pemilu adil, jujur dan sederhana karena KPU nya sederhana, dan rakyatnya sederhana," katanya.
"Pemilu 99 waktu presiden (BJ) Habibi, jujur, sederhana, Pemilu 2004 Megawati presiden, dia tak menggu akan BUMN, Megawati kalah," tukasnya.
"Nah 2009 mulai permainan uang. Century. Dan hari ink terendah, pemilunya curang, sebelum, dilaksanakan dan setelah dilaksanakan curang," katan dia. (RF/edt).