JARILANGIT.COM - Padamnya listrik Jawa-Bali selama Minggu (2/8/2019) siang hingga malam, tak hanya melumpuhkan aktivitas warga. Tapi juga kegiatan ekonomi. Diperkirakan, kerugian atas padamnya listrik, terutama di Jabodetabek berkisar Rp70-Rp80 triliun.
“Kerugian bisa mencapai triliunan, bahkan puluhan triliun rupiah,” kata Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi, ketika dihubungi Pos Kota, Minggu (4/8/2019) malam .
Salamuddin memaparkan selama ini total uang beredar di seluruh Indonesia rata-rata Rp500 triliun/hari. Dari jumlah itu, 80 persen atau Rp400 triliun beredar di Jawa. Sisanya di luar Jawa.
Dari total uang yang ada di Jawa Rp 400 triliun tersebut, Salamuddin mengungkap 30-40 persen atau Rp160 triliun/hari beredar di Jabodetabek.
Katakanlah aktivitas ekonomi tak berjalan selama sehari, seperti banyaknya pusat perdagangan, toko, mini market, salon, usaha laundry, pedagang ikan, dan sebagainya yang terpaksa tutup.
Kebetulan juga hari libur. Jika dihitung separuh dari uang yang beredar setiap hari, maka kerugian atas padamnya listrik mencapai triliun bahkan puluhan triliun rupiah.
BAYAR KERUGIAN RIIL
Ketua Harian Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menyesalkan black out (pemadaman listrik) Jawa-Bali, terutama di wilayah Jabodetabek, bahkan Banten dan Jawa Barat. “Ini bukti infrastruktur pembangkit PLN belum andal,” tegasnya.
Tulus menyarankan, program pemerintah seharusnya bukan hanya menambah kapasitas pembangkit saja. Namun, kapasitas keandalan pembangkit serta infrastruktur pendukung lainnya, seperti transmisi, gardu induk, gardu distribusi dan sebagainya juga perlu dipikirkan.
Terkait padamnya listrik ini, Tulus mengaku bukan cuma merugikan konsumen residensial saja, tetapi juga sektor pelaku usaha. “Ini bisa jadi sinyal buruk bagi daya tarik investasi di Jakarta dan bahkan Indonesia. Kalau di Jakarta saja seperti ini, bagaimana di luar Jakarta, dan atau di luar Pulau Jawa?” tandasnya.
Atas padamnya listrik ini, Tulus meminta manajemen PLN memberi kompensasi kepada konsumen. “Bukan hanya berdasar regulasi teknis yang ada. Tapi berdasarkan kerugian riil yang dialami konsumen, akibat padamnya listrik ini,” katanya.
KINERJA JEBLOK
DPR akan memanggil seluruh pimpinan PLN untuk dimintai penjelasan terkait padamnya aliran listrik di Jawa-Bali. “Kami segera panggil untuk minta penjelasan, termasuk evaluasi terhadap sistem operasionalnya,” kata Maman Abdurahman, anggota Komisi VII DPR.
Dengan tegas anggota Fraksi Golkar ini mengungkap pemadaman listrik yang terjadi di hari libur ini menunjukkan kinerja manajemen PLN jeblok.
“Ini membuka mata kita secara terang benderang, betapa rusak dan bobroknya manajemen PLN yang tidak memiliki Back Up Plan terhadap manajemen operasi listriknya,” kritik Maman.
Ketua Komisi VII di DPR, Gus Irawan Pasaribu, mendesak PLN segera mengatasi padamnya listrik ini dengan kekuatan penuh. Sebab banyak pihak yang dirugikan. Selain masyarakat, juga pelaku usaha speerti transportasi, kesehatan dan sebagainya.
Ia menilai pemadaman listrik seharusnya tidak perlu terjadi, karena Jawa memiliki cadangan listrik yang memadai dibanding wilayah lain. Sangat herannya lagi, padamnya listrik ini terjadi di saat hari libur. Padahal hari libur, konsumsi turun.
GANGGUAN TURBIN
Sementara itu, pihak PLN mengungkap penyebabnya matinya listrik di sejumlah wilayah di Jawa, karena ada gangguan di sejumlah pembangkit.
“Pemadaman terjadi akibat Gas Turbin 1 sampai dengan 6 di Pembangkit Listrik Suralaya alami gangguan. Sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (Off),” kata Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka.
Selain itu pembangkit listrik tenaga gas turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip. Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek padam.
Di Jawa Barat juga terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV. Itu mengakibatkan padamnya sejumlah area meliputi Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.
PLN terus berupaya memperbaiki dengan pengamanan kawat tanah atau kawat grounding Ground Steel Wiring (GSW) yang putus, dan penyalaan kembali GT di Suralaya.
Pihaknya juga akan melaksanakan scanning assesmen kondisi GSW yang setipe, serta melakukan pengaturan beban dari Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) untuk meminimalisir pemadaman. (rizal/bi/st)