JARILANGIT.COM - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan rencana pembangunan Kereta cepat Jakarta-Surabaya (JKT-SBY) berjalan lancar. Prosesnya akan dimulai dengan penandatangan MoU bersama antara Indonesia dan Jepang.
"Ditandatangan MoU mungkin sesudah 17 Agustus. MoU secara menyeluruh, nah studi kelayakan ini kan ada satu hal-hal yang dihitung kembali," ujar Budi Karya di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Setelah itu mulai tahun depan pihak Jepang akan melakukan studi kelayakan mulai dari jalurnya, desain dan titik-titik pemberhentian.
"Pada saat tahun depan mulai, semua relatif matang seperti yang dilakukan di MRT ini butuh waktu panjang. Tapi kita tetap puas dengan yang dilakukan karena persiapan begitu matang. Tidak ada lagi suatu deviasi berkaitan dengan teknik, dan risiko teknik sudah diperhitungkan dengan baik," tambah BUdi Karya.
Untuk nilai investasinya masih belum ditentukan. Pemerintah memperkirakan pembangunan Kereta cepat JKT-SBY membutuhkan dana Rp 60 triliun. Sementara pihak Jepang memperkirakan sekitar Rp 90 triliun
"Kita akan mengupayakan tidak lebih jauh dari Rp 60 triliun, tapi kita memang membuat pembangunan bertahap," ucapnya.
Untuk sumber pendanaan akan dibagi-bagi. Pembangunan bersumber dari kredit JICA (Japan International Cooperation Agency). Sementara untuk pembebasan lahan digarap Pemerintah Indonesia.
Dilansir dari detik finance, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Melintas di Jalur Baru, Dibangun 2021, Kereta ini Bikin Waktu Tempuh JKT-SBY 5,5 Jam.
Sedangkan jalurnya nantinya sebagian akan mengunakan jalur yang lama untuk rute Semarang hingga Surabaya, Lalu sebagian lagi dari Jakarta hingga Semarang akan dibangun jalur baru.
Kereta ini, kata Budi, memiliki performa semi cepat, namun dia memastikan waktu tempuh dari Jakarta menuju Surabaya tidak lebih dari 6 jam atau 5,5 jam. Targetnya bisa operasi pada 2022 dengan masa uji coba 6 bulan.