Laksamana (Purn) Slamet Soebijanto angkat bicara terkait hiruk-pikuk dua skandal besar Sumber Waras dan Reklamasi Teluk Jakarta.
Dia menilai, kedua kasus yang kini menimpa Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak lepas dari upaya konglomerat China yang tengah memanfaatkan Ahok yang tengah berkuasa di Ibu Kota Negara.
Bahkan, mereka sudah mempersiapkan skenario agar Ahok tetap melenggang di Pilkada DKI 2017 dan sakligus menjadikannya batu loncatan demi mengantarkan Ahok ke Kursi RI-1 pada Pilpres 2019 mendatang.
Dukungan China ke Ahok tersebut untuk membawa pengaruh bahkan penjajahan Negari Tirai Bambu di bumi Nusantara.
"Jakarta sebagai Center of Gravity Indonesia, sàngat diperebutkan dan China ingin menguasainya, menguasai Jakarta secara politik menguasai Indonesia. Gubernur Jakarta Ahok mendapat dukungan logistik tak terbatas untuk memenangkan Ahok di Pilkada 2017," kata Laksamana (purn) Slamet Soebijanto, sebagaimana dikutip dari suaranasional, Jakarta, Senin (25/4/2016).
Slamet mengatakan, jalur sutera yang dihidupkan kembali, untuk mendukung pencapaian kepentingan nasional China lewàt darat. Klaim laut China Selatan, mencoba merintis jalur laut yang aman dan terlindungi.
"Mendukung konsep tol laut Indonesia, menyambung jalur laut China Selatan, sebagai jalur laut ke Benua Hindia dan Afrika, Indonesia potensi sumber daya alam yang besar, dan China telah menanamkan pengaruhnya di Negara-negara Afrika," ungkap Slamet.
Selain itu, Slamet mengatakan, diduga kuat telah terjadi kesepakatan membelah Indonesia menjàdi dua oleh China dan AS. China wilàyah barat, AS wilayah Timur.
"Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Ahok selalu bisa dialihkan dan ditutupi dengan dimunculkan persoalan baru sehingga persoalan pokoknya terlupakan," papar Slamet.
Slamet menambahkan, Jakarta sebagai Center of Gravity merupakan obyek vital nasional yang harus pemerintah Sikapi dengan sangat hati-hati dan waspada.
"Keliru mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi bangsa dan negara," ungkap Slamet.
"Saya yakin bapak-bapak dan ibu-bu dengan kemampuan intelektual yang tidak diragukan mampu mengurai dan menemukan benang merahnya. Dengan ditemukan benang merah itu, semoga segera ada penyatuan sikap dan langkah untuk menyelamatkan Negeri ini yang sudah berada di ujung tanduk perpecahan," pesan Slamet. (sn)