Denny Siregar sejak awal muncul dengan segala kedunguannya yang hanya menjadi pemicu kontroversi tanpa pernah memiliki subtansi.
Kedunguan Denny Siregar yang telah mentok dipanggung ILC kini semakin parah.
Ricuh KPK adalah persoalan subtansial tentang revisi Undang-undang KPK dan terpilihnya komisioner baru yang bermasalah.
Namun bukan dua persoalan itu yang dianalisa (itupun kalau dia memiliki daya analisa.) Namun, Denny Siregar menyoroti soal lain yang tak ada hubungannya dengan pemberantasan korupsi akan tetapi dia menyoroti radikalisme ditubuh KPK yang tak jelas rujukannnya.
Dan seperti biasa kedunguan Denny Siregar dikuti dengan pasukan dungu lainnya di medsos yang sama maksimalnya dalam lomba adu tolol diruang media sosial.
Apa relevansinya antara pemberantasan korupsi dengan radikalisme. Denny hanya mencoba menutupi kasus yang sesungguhnya yaitu pelemahan KPK secara terang benderang bahkan para aktifis anti korupsi sudah mengatakan Innalilahi Wa InnaIlaihi rojiun pada KPK.
Beberapa Komisioner KPK telah mengembalikan mandat pada Presiden Jokowi sebagai protes terhadap RUU KPK dan Komisioner terpilih yang penuh kontroversi, apakah para komisioner itu termasuk kaum radikal islam yang didalamnya bahkan ada yang non muslim.
Namun Kaum Otak Dikit mana pernah pula menggunakan nalar, mereka menyatu dengan Denny Siregar untuk mengeruhkan persoalan dengan hal-hal yang tak berhubungan sama sekali, semata - mata hanya melampiaskan kebencian pada umat islam yang berbeda orientasi politik. Walaupun dengan serta merta mempertontonkan kedunguan maksimal dipublik.
Geisz Chalifah, pengamat kebijakan publik